Wajib Perhatikan Anak yang Ditinggal Orangtua Meninggal karena Covid

Anggota Komisi XI Keuangan dan Perbankan dari Fraksi Gerindra Kamrussamad
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Anggota Komisi XI Keuangan dan Perbankan dari Fraksi Gerindra Kamrussamad mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus terhadap anak-anak yang menjadi yatim piatu lantaran orangtuanya meninggal karena terpapar virus Covid-19.

Jasad Nenek dan Cucu Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan Saling Berpelukan

“Sekarang kita bukan lagi bicara masalah pertumbuhan ekonomi, tapi bagaimana kita juga harus bicara tentang anak-anak yang banyak menjadi yatim piatu karena orang tuanya terjangkit covid-19,” kata Kamrussamad, Kamis 29 Juli 2021.

Dia mencontohkan, seperti yang terjadi di Kutai Barat. Seorang anak berusia 10 tahun harus melakukan isoman seorang diri sedangkan ayah dan ibunya sudah meninggal dunia karena terjangkit Covid-19. 

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Hal tersebut harusnya menjadi perhatian utama. Selain itu, ada juga di Madiun di mana ada juga karena ayah dan ibunya sudah meninggal sedangkan putra putrinya tiga orang yang harus dikasih perhatian khusus. 

Menurutnya, anak-anak yang ditinggal orangtua karena meninggal dinilai butuh perhatian dan perlindungan negara, terutama mereka yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Kehilangan kedua orangtua secara tragis memberi tekanan yang tidak ringan terutama pada anak usia balita dan remaja. 

Kemenkominfo Menggelar Nobar Webinar "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini"

Sebagian anak tiba-tiba harus menanggung beban hidup sepeninggalan orangtua. Anak-anak tersebut, kata dia perlu dukungan psikologis untuk memulihkan traumatiknya. 

"Perlu jaminan mereka mendapatkan kehidupan yang layak, bantuan pendidikan agar tidak putus sekolah, dan perlindungan agar tidak menjadi korban kekerasan orang dewasa. Termasuk perlindungan agar anak-anak tersebut tidak menjadi korban perdagangan, adopsi ilegal dan pernikahan di bawah umur," kata dia.

Di sisi lain, anak-anak yang masih memiliki orangtua lengkap pun juga dibayangi oleh potensi gangguan pada masa depannya akibat pandemi. Itu dipicu oleh menurunnya gizi keluarga, kekerasan dalam keluarga yang meningkat, perceraian orang tua, termasuk tekanan belajar daring.

“Oleh karena itu, vaksinasi bagi anak-anak juga menjadi sangat penting, dan saya sangat menyambut baik aksi vaksinasi untuk anak-anak dan keluarga ini,” ucap dia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya