PKS Sindir Pemerintah Baru Sadar Testing Kunci Penanganan COVID-19

Warga RT 6 RW 7 Kelurahan Sumber, di Solo Ikut Swab Test COVID-19
Sumber :
  • VIVA/ Fajar Sodiq

VIVA – Aggota Komisi VII DPR RI Mulyanto, menyoroti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut pentingnya teknik tracing (pelacakan) dalam menangani penyebaran virus COVID-19. Pemerintah dinilai telat menyadari dan memahami pentingnya ilmu pengetahuan dalam mengatasi krisis.

HKTI Usulkan HPP Gabah Naik Jadi Rp6.757

Politikus PKS ini menyampaikan agar Pemerintah menerapkan kebijakan berbasis ilmiah atau riset, bukan menerapkan kebijakan yang berbasis coba-coba. Selama ini Pemerintah belum mampu mendengar aspirasi dengan baik.

"Padahal para ahli pandemi jauh-jauh hari sudah banyak yang menyampaikan pentingnya 3-T (testing, tracing dan treatment) ini.  Termasuk pentingnya karantina wilayah. Pemerintah saja yang tidak aspiratif. Pemerintah harus terbuka dengan panel ahli, yang sangat banyak jumlahnya di Indonesia," kata Mulyanto, Minggu, 1 Agustus 2021.

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Baca juga: Anies Larang Warga DKI Gelar Acara Kerumunan Perayaan HUT RI ke-76

Dia pun meminta agar Pemerintah memberi ruang dan mendengarkan suara para ahli. Sebab dengan begitu, Pemerintah akan mendayagunakan potensi nasional yang ada sekaligus mampu mengurangi timbulnya kegaduhan dalam mengelola negara.

Diskriminasi Terhadap Perempuan Dalam Pekerjaan Kian Parah di Tiongkok

Tracing, menurut Mulyanto, adalah testing yang terstruktur mengikuti titik-titik kasus positif, sehingga benar-benar dapat melacak penyebaran kasus COVID-19 dari suatu kasus. WHO menyarakan tracing ini dilakukan sebanyak 20-30 testing untuk setiap kasus positif terkonfirmasi.

"Terkait dengan hal tersebut, dibandingkan dengan Negara-negara tetangga, tracing yang kita lakukan masih sangat lemah. Karena itu wajib untuk ditingkatkan," ujar Mulyanto. 

Mukyanto mengutip dari laporan Our World in Data, menyebutkan bahwa jumlah tracing per satu kasus positif di Indonesia baru 3,8 per kasus positif. Masih jauh di bawah saran WHO yang 20-30 testing per satu kasus positif.  

Malaysia angka tracing ini sebesar 10,1. Angka tracing di Vietnam sebesar 21,1. Sementara di Singapura angka tracing sebesar 943,8 pengujian per satu kasus positif.

Sebelumnya Menko Luhut Pandjaitan mengaku dirinya makin mengerti bahwa tracing itu penting. Bahkan menurutnya merupakan teknik kunci. 

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jumat 30 Juli juga mengakui bahwa 3T dalam penanganan pandemi COVID-19 masih lebih rendah dibandingkan negara lain.  

Budi menyebut 3T merupakan salah satu strategi paling dasar dan penting untuk mengatasi pandemi selain vaksinasi COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya