Chauvinisme adalah, Pahami Arti dan Maknanya di Sini!

Ilustrasi membaca buku.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V daring, chauvinisme adalah perasaan cinta terhadap Tanah Air yang sangat berlebihan. Chauvinisme dapat pula merujuk pada suatu sikap kesetiaan ekstrem seseorang terhadap suatu pihak atau keyakinan tanpa memperhatikan pandangan orang lain.

8 Negara dengan Penurunan Tercepat di Asia

Selain itu, orang yang menganut paham chauvinisme akan merendahkan kualitas negara lain atau menganggap bangsa lain tidak lebih baik sehingga akan menimbulkan kontra yang kontroversial dan pandangan buruk dari bangsa lain terhadap bangsanya sendiri.

Walaupun demikian, dampak positif dari chauvinisme juga tetap ada serta dampak negatifnya bisa terjadi konflik yang timbul akibat tidak bisa menerima perbedaan pendapat dan merasa lebih baik dari bangsa lain. Istilah ini mungkin masih asing di telinga Anda. Oleh sebab itu, berikut ulasan lengkap mengenai chauvinisme.

Ramalan Jayabaya Soal Perang Dunia Ketiga, Bakal Terjadi di 2024 Karena Iran vs Israel?

Lantas, Chauvinisme adalah?

Definisi paham Chauvinisme

Alasan Negara Arab Lebih Pilih Dukung Israel daripada Iran, Khawatir Perang Makin Luas

Chauvinisme adalah sebuah bentuk perasaan bangga, loyalitas, cinta, kesetiaan, dan fanatisme terhadap suatu tanah air atau negara yang enggan untuk mempertimbangkan pandangan orang lain terhadap suatu bangsa lain. Chaunisme juga dapat dikatakan sebagai paham mengenai fanatisme seseorang terhadap tanah airnya yang berlebihan.

Paham ini juga sering dikatakan sebagai sauvinisme. Ideologi tersebut tidak diperbolehkan di negara kita, Indonesia. Karena paham tersebut bertentangan dengan Pancasila pad sila ketiga, Persatuan Indonesia. Paham ini dapat memicu pemberontakan atau pengkhianatan, bahkan sampai melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Chauvinisme menurut para ahli

Inoviana (2014) chauvinisme merupakan paham yang mengajarkan kesetiaan ekstrem terhadap suatu pihak tanpa ingin mempertimbangkan pandangan alternatif dari pihak lain.

St Times (2013) chauvinisme merupakan perasaan cinta yang berlebihan untuk tanah air dengan terlalu mengagungkan dan memuliakan bangsa sendiri serta merendahkan bangsa lain.

Macmillan (2015), chauvinisme merupakan suatu kepercayaan terhadap superioritas atau dominasi kelompok atau orang sendiri yang dipandang kuat serta berbudi luhur. Sementara itu, negara lain dianggap lemah atau tidak berharga.

Hannah Arendt (1945), konsep chauvinisme merupakan sebuah produk yang bentuknya hampir mirip dengan konsep nasional, sejauh ia bersumber langsung dari gagasan lama tentang “misi nasional”.

Dampak positif chauvinisme

Walaupun salah satu konsep yang sudah sejak lama dan erat kaitannya dengan pandangan hidup suatu negara, chauvinisme merupakan salah satu konsep yang memiliki dampak positif untuk kehidupan. Namun, tidak terlalu banyak dampak dari chauvisinme tersebut.

  1. Dapat mempersatukan warga negaranya supaya tunduk terhadap pemerintahan.
  2. Daya juang tinggi dalam membela bangsa dan negaranya.
  3. Terhindar dari konflik internal
  4. Memiliki tujuan yang satu, entah untuk mengalahkan negara lain atau melampauinya.

Dampak negatif chauvinisme

Ideologi chauvinisme layaknya pedang bermata dua. Walaupun mengajarkan kesetiaan terhadap negara, dalam praktiknya cinta terhadap tanah air yang berlebihan akan menghasilkan perpecahan. 

  1. Berpotensi untuk memecah belah perdamaian dunia.
  2. Memiliki alasan seorang pemimpin untuk dapat menyerang negara lain demi kekuasaan.
  3. Seseorang tidak akan bisa berpikir hal-hal baik tentang bangsa lain.
  4. Dapat menjadi pemicu peperangan antar bangsa.
  5. Dapat menjadikan jiwa seseorang lebih tertutup.
  6. Dapat menjadi alasan seseorang untuk melupakan konsep Ketuhanan yang Maha Esa.

Negara yang pernah menganut ideologi Chauvinisme

1. Jepang

Negara Sakura ini pernah dipimpin oleh seorang penguasa yang menganut ideologi chauvinisme dan menganggap Jepang sebagai negara terbaik di dunia. Dalam sejarah, Jepang pernah menjajah bangsa lain karena dianggap remeh olehnya. Pemimpin tersebut bernama Tenno Haika.

2. Italia

Pemimpin Italia, Benito Mussolini, pernah menganggap negara lain merupakan negara yang tidak kreatif dan peniru. Sehingga paham yang dianutnya dikenal sebagai paham yang kaku dan sombong. Hal ini dapat menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa menumbuhkan rasa nasionalis itu baik, tapi jika berlebihan maka akan berdampak buruk.

3. Jerman

Jerman pernah dipimpin oleh seorang diktator yang berpikir bahwa negaranya adalah negara terbaik di dunia, ia Bernama Adolf Hitler. Ia pernah memusuhi anak cacat, kembar, dan orang Yahudi. Hitler mengatakan bahwa Jerman adalah ras Nordik atau Arya yang merupakan ras paling unggul. Paham ini pada akhirnya memicu perang dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya