Kejagung Didesak Bongkar Kasus Korupsi di Pelindo II

Sejumlah pemuda menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Kejagung.
Sumber :
  • Dokumentasi GAGAK.

VIVA - Sejumlah pemuda yang menamakan diri sebagai Gerakan Ganyang Koruptor (GAGAK) menggelar aksi di depan Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu, 4 Agustus 2021. Mereka mendesak Kejagung membongkar kasus korupsi pengadaan Quay Container Crane (QCC) oleh PT Pelindo II.

Diam-diam Ternyata Israel Terima Sumbangan yang Sangat Besar, Ini Dia Sumbernya

“Ada nama Dana Amin yang santer disebut sebagai pejabat yang juga mempunyai peran penting saat pengadaan QCC di Pelindo II. Hal itu karena Dana Amin menjabat sebagai salah satu direksi saat proyek itu dilaksanakan,” kata Koordinator Aksi, Renaldi.

Renaldi menilai pejabat yang punya rekam jejak terduga terlibat dalam kasus korupsi tidak boleh menduduki posisi penting di BUMN.

Perum Perhutani Berangkatkan Ratusan Pemudik di Progam Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

“Kejagung harus menyelamatkan BUMN, sekarang Dana Amin menjabat sebagai Dirut di PT Antam. Dengan mentersangkakan Dana Amin maka Kejagung telah membersihkan perusahaan pelat merah dari rongrongan koruptor,” katanya lagi.

Kejagung sedang mengusut dugaan penyelewengan dalam proses perpanjangan sewa dermaga PT Pelindo II dan PT Jakarta Internasional Container Terminal (JICT). Renaldi menyebut belum ada kejelasan dalam pengusutan itu karena yang terduga terlibat masih menjabat sebagai petinggi di PT Antam.

Harvey Moeis Suami Sandra Dewi Bantah Uang Rp 76 M dan Emas Disita Kejagung dari Rumahnya

“Kejagung tidak boleh setengah-setengah, harus tuntas. Sampai sekarang rakyat masih menunggu hasil proses hukumnya. Kalau dibiarkan maka Dana Amin akan tetap menjadi petinggi PT Antam,” ujarnya.

Ia mengaku akan terus mengawal kasus ini sampai tuntas agar koruptor bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah merugikan negara.

“Dana Amin mempunyai track record jelek, bukan hanya diduga terlibat dalam kasus di Pelindo II tapi saat sekarang manjadi Dirut PT Antam juga diduga menjadi aktor adanya impor emas 47,1 triliun yang sedang menjadi sorotan publik maka Kejagung harus periksa juga soal itu,” tutur Renaldi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya