IDI Sebut Penelusuran Kontak COVID-19 di Bali Masih Rendah

Aparat TNI menjaga dan mengawasi warga saat menjalani pemeriksaan secara cepat (rapid test) untuk mengetahui terjangkit corona atau tidak di satu kampung di Kabupaten Bangli, Bali, Kamis, 30 April 2020.
Sumber :
  • VIVA/Bobby Andalan

VIVA – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Bali dr. I Gede Putra Suteja mengatakan bahwa tingkat penelusuran (tracing) orang-orang untuk deteksi dini penularan COVID-19 di Bali masih rendah dan masih ditemukan individu-individu yang bergejala namun menolak isolasi.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

"Realita yang terjadi sekarang adalah tracing rendah: 1 pasien positif di-tracing 3-5 orang, sedangkan WHO menyarankan 20-30 orang untuk tracing, sehingga ini memang agak berat. Tapi ada juga yang sudah bergejala tidak mau isolasi mandiri maupun terpusat," kata Suteja saat diskusi secara virtual di Denpasar, Bali, Rabu, 4 Agustus 2021.

Ia mengatakan, ada 5.600 dokter di Bali, dengan 72 rumah sakit pemerintah maupun swasta serta 120 puskesmas yang menangani COVID-19. Dia menyadari bahwa yang menjadi masalah saat ini adalah tempat isolasi terpusat yang hampir penuh dan terbatas, begitu juga ruang ICU di rumah sakit.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Dalam situasi saat ini, kata dia, tempat isolasi, ruang ICU dan oksigen juga terbatas. Jumlah alat kesehatan yang ada dengan kebutuhan memang tidak seimbang, sehingga beberapa rekan dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota dengan Satgas setempat memesan hingga ke luar daerah Bali.

"Selain persentase tracing rendah, kendala lainnya terjadi di masyarakat yang takut dibawa ke tempat isolasi karena tempatnya jauh. Jadi saya sampaikan bagaimana agar isolasi dalam ruang lingkung banjar atau desa. Kemudian mereka (masyarakat) juga dibantu kebutuhan hariannya," katanya.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Menurut dia, dengan menyediakan tempat isolasi dalam ruang lingkup banjar atau desa bisa membantu agar tidak lagi terjadi penolakan untuk isolasi bagi individu yang bergejala sehingga tidak lagi terpusat di lingkup kabupaten/kota hingga lintas wilayah.

Selain itu, capaian vaksinasi per Rabu, yaitu untuk tahap I ada 3.078.858 orang dengan capaian 102,76 persen dan vaksinasi tahap II tercapai 973.329 orang dengan capaian 32,49 persen.

Dari pelaksanaan vaksinasi tidak ada ditemukan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) yang berat, karena semua peserta vaksinasi telah melalui masa observasi setelah vaksin. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya