Roy Suryo ke Ade Armando: Dosen Kok Kudet Setengah Mati

Ade Armando (kiri) dan Roy Suryo (kanan) dalam diskusi tvOne.
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Pegiat media sosial Ade Armando sempat jadi sorotan karena akun Twitternya kena suspend. Dosen Universitas Indonesia (UI) itu menduga ada pasukan siber yang sengaja dibayar untuk melaporkan akun Twitternya agar di-suspend.

Rektor UMSU Serahkan Insentif Publikasi Ilmiah Dosen Sebesar Rp3,5 Miliar

Hal itu jadi pembahasan dalam Kabar Petang tvOne yang menghadirkan Ade Armando, analisa telematika Roy Suryo, dan Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja.

Awal diskusi dalam salah satu sesi dimulai dengan penjelasan Roy Suryo. Eks Menteri Pemuda dan Olahraga itu merasa kasihan dengan Ade Armando. Salah satu alasannya, karena Ade masih mengaitkan Roy dengan Partai Demokrat. 

Dian Sastrowardoyo Ungkap Pengalaman Jadi Murid Rocky Gerung: Itu Nightmare Gue!

"Saya makin ketawa dengar analisis tadi yang disampaikan. Beneran, kasihan saya. Kasihan begini ya. Seorang pengajar S2, S3 bahkan di UI masih kudet. Kudet itu kurang update," ujar Roy dikutip VIVA pada Kamis, 12 Agustus 2021.

Pun, ia menyinggung kesalahan analisa Ade terkait akun Twitternya yang kena suspend. Menurut dia, Ade tak paham soal suspend yang dilakukan Twitter.

Bareskrim Segera Panggil Roy Suryo Soal Mikrofon Gibran Rakabuming Raka saat Debat

Roy bilang, Twitter memiliki timeline yang bisa jadi acuan. Dalam persoalan ini, ia mengaitkan cuitan Ade yang diniai rasis terhadap atlet pebulutangkis Tanah Air. Sebab, dari cuitan Ade itu, muncul respons geram netizen.

"Jadi, dari analisisnya sudah salah. Twitter itu punya suatu regulasi. Dan, regulasi itu kayak di Kemenkoinfo itu melakukan takedown. Jadi, tidak semua laporan. Apalagi dia menuduh ada pasukan siber. Hehe," ujar Roy. 

"Mau segesit apa pun pasukan siber yang melakukan flag. Bahkan, ada istilah namanya falseflag. Itu juga pernah dilakukan kelompok buzzerRp ini tidak akan ngaruh," tutur Roy.

Kemudian, Ketua ICSF, Ardi Sutedja juga menyampaikan analisanya. Dia memaparkan yang melaporkan akun Twitter Ade Armando adalah akun riil yang ada pemiliknya. Kata dia, yang melaporkan Ade ke Twitter bukan akun robot.

"Di situ kan di Twitter bisa melakukan pengaduan karena ada postingan-postingan tertentu yang mungkin mereka tidak berkenan ya. Mungkin yang tidak berkenan itu jumlahnya besar. Kita tidak tahu mereka kelompok siapa," jelas Ardi.

Nah, setelah Ardi, giliran Ade Armando yang menjelaskan argumennya. Dia memaparkan kembali dugaan versinya. Ia juga bilang semua pembicara termasuk dirinya dalam diskusi ini baru sekadar asumsi.

Ade menyinggung ada 500 orang melalui akunnya ramai-ramai melaporkannya agar akunnya di-takedown Twitter. Ia merasa tak ada yang salah dengan beberapa cuitan terakhirnya. 

Bagi dia, tak ada unsur SARA meski menyebut istilah pluralis dengan mengaitkan agama atlet pebulutangkis yang meraih emas di Olimpiade.

"Misalkan sekarang bayangkan nih 500 orang dibayar rame-rame untuk meminta agar saya di-takedown. Itu pakai tuh postingan Ade Armando yang bilang agama Antoni Ginting itu apa sih? Tanya saja sama semua orang yang ngerti Bahasa Indonesia. Masak itu SARA?" tutur Ade.

Kemudian, ia juga tak mau ambil pusing jika Twitter men-suspend akunnya. Alasannya, dia memiliki follower yang tak begitu banyak. Berbeda dengan follower di akun Facebook miliknya.

"Saya senang punya YouTube, Facebook. Follower saya di Twitter jauh lebih sedikit daripada di Facebook saya. Karena saya juga lagi demen nih main ke TikTok, Instagram," kata Ade.

Mendengar omongan Ade yang mau main TikTok, Roy buru-buru menanggapinya seraya tertawa. "Kita tunggu dia main TikTok. Lucu nih," ujar Roy.

Ade membalas Roy dengan menggunakan istilah Panci. Kata panci sempat viral di jagat maya sebagai sindiran menyinggung Roy. 

"Tapi, nggak pakai panci, tenang saja," kata Ade dengan santai.

Roy yang agak sewot pun langsung membalas Ade. Dengan gerak telunjuknya, dia menyebut Ade sebagai dosen yang kudet.

"Ini kudet nih, bener-bener kudet. Dosen-dosen kok kudet setengah mati," ujar Roy.

Roy menyindir Ade sebagai dosen yang tak instrospeksi terhadap kesalahannya.

"Orang yang tidak ngerti apa yang dia lakukan, berarti dia nggak introspeksi. Dia nggak ngerti. Padahal, dia kan pengajar. Pengajar itu apa artinya nggak belajar," ujar Roy.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya