Panas, Haikal Hassan ke Kapitra: Pak Jokowi Sudah Dilepeh Nih?

Haikal Hassan dan politikus PDIP Kapitra Ampera di acara Catatan Demokrasi tvOne
Sumber :
  • tvOne

VIVA – Dinamika menuju Pilpres 2024 terus menghangat dengan bermunculan banyak baliho sejumlah tokoh politik yang digadang-gadang masuk bursa bakal calon presiden atau bakal calon wakil presiden. Salah satu baliho yang bertebaran milik politikus PDIP yang juga Ketua DPR RI, Puan Maharani.

Sekjen PDIP Koreksi Otto Hasibuan soal Permohonan Megawati sebagai Amicus Curiae di MK

Hal ini jadi pembahasan dalam Catatan Demokrasi tvOne bertajuk 'Perang Baliho: Birahi Politik di Masa Pandemi?'. Di salah satu sesi, terjadi perdebatan antara penggagas Gerakan Satu Bantu Satu, Haikal Hassan dengan politikus PDIP, Kapitra Ampera.

Haikal menyinggung saat ini sebaiknya bicara nurani. Sebagai pengusaha baliho, ia paham menyangkut harga pemasangan. 

Bahlil Yakin Jokowi Mau Bertemu dengan Megawati: Tidak Perlu Grasah Grusuh

"Coba tanyakan nuranimu sebenar-sebenarnya, from the buttom for your hearth. Baliho 6 bulan itu Rp2 miliar. Kebetulan, saya juga pengusaha soal itu juga ya. Dari mulai Slipi sampai Cawang. Itu Rp2 miliar per 6 bulan ya," ujar Haikal dikutip VIVA pada Jumat, 13 Agustus 2021.

Dia menyampaikan seandainya pemasangan baliho sebaiknya diberikan dibelikan vitamin untuk masyarakat yang terpapar COVID-19. Menurut dia, itu jauh lebih bermanfaat.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

Mendengar penjelasan Haikal, Kapitra coba memotongnya. 

"Sebentar, sebentar (meminta Kapitra menahan bicara)," ujar Haikal. 

Haikal mempertanyakan argumen Kapitra yang tak masalah dengan pemasangan baliho karena dianggap membuka lapangan pekerjaan.

"Kalau Pak Kapitra berkata membuka lapangan kerja. Pak, Rp2 miliar 1 baliho, kalau dibelikan gerobak, biar mereka bisa usaha di masa pandemi, banyakan mana?" kata Haikal.

Kapitra menanggapi ucapan Haikal. Ia bilang Haikal berpikiran sempit.

"Ini ustaz Haikal semakin mundur berpikirnya, sempit," sebut Kapitra.

"Dijawab dulu saja pak," kata Haikal membalas.

Kapitra menjelaskan pemasangan baliho adalah hak setiap orang. Kata dia, tak semua dalam aktivitas hidup mesti semuanya terkait pandemi.

"Itu hak orang nggak bisa diukur. Baju antum ini, kalau orang yang membutuhkan jauh juga lebih mahal," tutur Kapitra.

"Ah, baju mahal? Saya sudah katakan coba bicara nurani, sebentar saja," ujar Haikal seraya tertawa.

Kapitra menambahkan bahwa yang tidak boleh itu jangan memakai atau merampok uang rakyat untuk pemasangan baliho. "Ini personal loh. Ente nggak boleh larang orang," kata Kapitra.

"Nggak larang. Ini yang saya bilang," jawab Haikal.

Belum selesai bicara, Kapitra langsung memotong penjelasan tokoh Persaudaraan Alumni 212 itu. Namun, Haikal meminta agar Kapitra menghormati host acara dan memberikannya kesempatan untuk bicara.

"Kita ini bicara rakyat, bicara nurani. Nah, tanyakan nuranimu masing-masing. Dengan memasang dari Aceh sampai Papua, kira-kira total berapa biayanya. Masyarakat itu tahu dan bisa mengira-ngira," ujar Haikal.

"Sebesar itu kah untuk popularitas. Sedangkan kalau ini tujuannya 2024, masih jauh, nggak etis," tambah Haikal.

Pun, ia menyinggung saat ini PDIP adalah pendukung pemerintah dan partai pengusung Presiden Jokowi.

"Karena kalian ini kan pendukung, pengusung daripada Pak Jokowi. Kayaknya Pak Jokowi sudah mulai dilepeh nih. Iya dong. Ditinggalkan begitu saja. Dari sisi etis. Etis apa tidak seperti itu?" ujar Haikal.

Dia menyarankan lebih baik anggaran untuk baliho dibagikan untuk rakyat kecil agar bisa menjalankan usaha.

"Saya kan ngasih gerobak gratis dari Kopi Babe Haikal. Satu gerobak itu Rp3 juta saya bagi-bagi pak. Saya masih mampu pak," lanjutnya.

"Kalau 1 baliho Rp2 miliar bisa ngasih berapa gerobak? Kalau baliho itu dari Aceh sampai Papua bisa ngasih berapa juta masyarakat yang bisa," ujar Haikal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya