Jokowi Sebut Teknologi Hijau Akan Mengubah Perekonomian Indonesia

Presiden Jokowi Memakai Baju Adat Baduy di Sidang Tahunan DPR MPR
Sumber :
  • YouTube Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo menyebut program Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, merupakan cara untuk mengakselerasi kualitas sumber daya manusia nasional. Sumber daya itu perlu meningkatkan daya saing industri dan produk dalam negeri.

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

Jokowi menyampaikan itu dalam pidato kenegaraannya pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang DPD dan DPR di Ruang Sidang Paripurna I Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 16 Agustus 2021. 

"Sinergi dunia pendidikan dengan industri dan pengembangan kewirausahaan terus dipercepat melalui Program Merdeka Belajar," ujarnya.

3 Faktor Pemicu Approval Rating Jokowi Masih Tinggi Versi Survei LSI

Ke depan, kata Presiden, ekosistem investasi dan kolaborasi di dunia usaha tak terelakkan. Semuanya didorong berbasis inovasi dan teknologi. Apalagi, masa depan sudah menyongsong arah ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan.

"Perkembangan sektor pangan terus kita upayakan untuk membangun kemandirian pangan. Transformasi menuju energi baru dan terbarukan, serta akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau (teknologi ramah lingkungan), akan menjadi perubahan penting dalam perekonomian kita. Konsolidasi kekuatan riset nasional terus diupayakan, agar sejalan dengan agenda pembangunan nasional," kata Kepala Negara.

Hasto PDIP Jawab Tudingan Jadi Penghambat Pertemuan Jokowi-Megawati

Jokowi menyadari, era disrupsi yang menuntut digitalisasi harus memperluas akses seluas-luasnya pasar bagi produk dalam negeri, yang sekarang menjadi perhatian serius pemerintah.

Selain program Merdeka Belajar, pemerintah membuat program 'Bangga Buatan Indonesia'. Bukan hanya untuk domestik, kampanye ini pula sembari meningkatkan daya saing produk lokal untuk berkompetisi global.

Sampai Agustus 2021 saja, katanya, sudah lebih dari 14 juta wirausaha UMKM atau setara 22 persen dari total UMKM sudah menjajakan barang dagangannya secara daring.

"Pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Digitalisasi UMKM yang masuk ke aplikasi perdagangan elektronik dan lokapasar jumlahnya terus bertambah," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya