Ayah Lumpuh, Bocah 10 Tahun di Malang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Siswoyo mengalami kelumpuhan dan hanya berbaring lemas di atas kasur.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya.

VIVA - Perjuangan berat harus dijalani oleh bocah 10 tahun bernama Muhammad Ilham. Dia menjadi tulang punggung bagi ayahnya, Siswoyo (49 tahun), dan adiknya Muhammad Rizky (4 tahun).

Camat Bojonggede Bantah Pidanakan Konten Kreator yang Viralkan Gibran Kelaparan

Mereka merupakan warga Jalan Raya Tlogomas Nomor 83 RT 04/RW 07, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Kisah perjuangan Ilham berawal dari musibah kecelakaan yang dialami oleh keluarga ini pada Desember 2020 di kawasan Pujon, Kabupaten Malang. Musibah itu membuat sopir angkutan umum dan istrinya, Sri Mulyati, meninggal dunia. Saat itu mereka baru saja pulang dari Lamongan.

Tega! Ayah di Medan Jual Anaknya Usia 11 Bulan Rp 15 Juta di Facebook

Akibat kecelakaan ini, Siswoyo mengalami sakit pada bagian dada sebelah kanan. Dia menganggapnya sebagai sakit biasa atau kecetit.

Rasa sakit itu mulai dia rasakan pada Januari 2021. Lama kelamaan anggota tubuhnya tidak bisa digerakkan.

Viral Video Bocah Bojonggede Nangis Minta Makan, Pengunggah Minta Maaf ke Pihak Kecamatan

Dia mengalami kelumpuhan sehingga tidak bisa beraktivitas normal seperti sedia kala. Sekarang dia hanya bisa berbaring ditempat tidur.

"Saya tidak bisa bergerak soalnya ada benjolan di dada sebelah kanan. Ya alhamdulillah warga sekitar masih peduli dan memberikan bantuan ke saya. Saya coba bertahan demi anak-anak," kata Siswoyo.

Baca juga: Miris, Remaja di Sumsel Jadi Budak Seks Ayah Tiri Sejak Kelas 4 SD

Selama terbaring sakit dia bergantung pada perawatan oleh anaknya si Ilham. Dia dengan sabar merawat Siswoyo, termasuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Sehari-hari, Ilham bekerja jualan nasi kuning produksi tetangganya. Hasil dari jualan inilah yang digunakan untuk menghidupi ayah dan adiknya.

"Saya tidak bisa apa-apa. Selama ini dirawat anak-anak, tetapi kalau mereka berdua pergi bermain, kalau saya sedang haus ya tidak bisa minum, sedang lapar juga tidak bisa makan menunggu anak-anak pulang bermain," ujar Siswoyo.

Ilham sendiri terpaksa harus meninggalkan bangku sekolah dasar karena tidak ada biaya untuk terus melanjutkan pendidikan. Tidak hanya Ilham, adiknya si Rizky juga putus sekolah Taman Kanak-kanak.

Dia harus menghidupi keluarganya agar bisa bertahan hidup. Hasil jualan nasi kuning seutuhnya untuk keluarganya.

"Saya kalau sekolah harusnya kelas 4 SD, saya putus sekolah karena tidak punya biaya. Akhirnya saya jualan mainan dan nasi kuning buat merawat bapak sama adik. Biasanya setelah jualan, uangnya saya kasihkan ke bapak. Ya kadang untuk beli makan atau kebutuhan sehari-hari. Kalau tidak buat beli popok," ujar Ilham yang memiliki cita-cita menjadi polisi.

Tidak hanya untuk menjadi tulang punggung keluarga. Ilham juga penuh dengan kesabaran merawat ayahnya. Mulai dari membantu ayahnya untuk menggunakan kursi roda saat akan menuju ke kamar mandi ataupun aktivitas di luar kamar tidur.

"Kadang kalau bapak mau ke kamar mandi, ya saya yang bantu pakai kursi roda. Saya hanya ingat pesan ibu sebelum meninggal untuk menjaga ayah dan adik," tutur Ilham.

Sementara itu, saat ini Siswoyo sudah dijemput oleh Polresta Malang Kota bersama Palang Merah Indonesia (PMI) setempat. Sejak, Jumat, 20 Agustus 2021, malam, Siswoyo dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang untuk mendapatkan perawatan intensif dari medis.

Bhabinkamtibmas Tlogomas, Bripka Triyono Wahyu Bintoro, mengatakan proses evakuasi dilakukan dengan cepat. Dia dibawa ke ruang IGD usai mendapat perawatan kini dia dipindah ke ruang perawatan RSSA.

Kini kondisi Siswoyo mulai membaik pasca mendapat perawatan medis. Dia mulai bisa memakan dengan lahap.

"Kita evakuasi atas perintah bapak Kapolresta (AKBP Budi Hermanto). Siswoyo kini di RSSA, kalau kedua anaknya sudah dibawa ke panti asuhan. Keluarga besar sudah mendampingi, dan kami minta jangan ditinggal," kata Triyono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya