Harga Cabai Anjlok, Ganjar Minta ASN Borong

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno/ tvOne.

VIVA - Harga cabai di musim kemarau ini benar-benar bikin petani mengelus dada. Bagaimana tidak, sempat menembus 100 ribu per kilo beberapa waktu lalu, kini harga cabai melorot hingga 7 ribu per kilo.

Daftar Harga Pangan 24 April 2024: Beras hingga Gula Konsumsi Naik

Puncak panen raya membuat stok cabai melimpah sehingga mempengaruhi harga di tingkat petani. Sementara di pasar lebih tinggi dari itu.

Dari pantauan di pasar, harga cabai berkisar antara 10 ribu hingga 15 ribu rupiah sesuai jenis dan kualitasnya. Pedagang di pasar Gang Baru Semarang misalnya. Semua jenis cabai harganya anjlok dibanding pekan-pekan sebelumnya.

Baliho Dukungan Sekda Jadi Bupati Tangerang Bertebaran, Begini Aturan ASN-nya

"Wah murah sekarang. Tapi kasihan juga ya yang menanam. Mesakno. Kalau kita pedagang ya kan tinggal ambil selisih harga aja untuk dapat untung, tapi juga nggak bisa banyak," kata Toha, pedagang yang biasa kulakan di Pasar Gang Baru Semarang.

Baca juga: Saat Hasil Panen Berlimpah, Petani Keluhkan Harga Cabai Anjlok

Menkominfo Budi Arie Bersiap Ngantor di IKN Juli 2024

Sementara pedagang lainnya juga mengaku tidak bisa mengambil untung banyak meski harga belanjanya murah.

"Cabai itu kan gampang busuk, jadi harus cepat laku. Makanya mau ndak mau yang panen juga harus cepat dijual, kita yang dagang juga sama," kata Marni, pedagang Gang Baru.

Terkait anjloknya harga cabai terutama di tingkat petani, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk membantu petani dengan memborongnya. Menurutnya, tindakan cepat dibutuhkan untuk membantu para petani agar tidak merugi.

"Kita semua harus membantu petani, karena harga cabai sedang anjlok. Saya minta kawan-kawan ASN beli cabai dari petani ramai-ramai, untuk membantu mereka," katanya.

Ia menambahkan, ASN di Jateng sudah terbiasa dengan aksi membeli produk pertanian saat harga anjlok. Hal itu menjadi salah satu upaya agar petani tetap bisa mendapat untung dari hasil kerja kerasnya.

"Bicara soal komoditas pertanian, banyak makelarnya yang mengambil untung terlalu banyak. Ini yang harus diatasi," katanya.

Laporan: Teguh Joko Sutrisno/ tvOne

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya