Ridwan Kamil Bagikan Foto ‘Mural is Dead?’

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Adi Suparman.

VIVA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membagikan sebuah foto pada akun Instagram-nya yang memperlihatkan satu lokasi dengan sebilah papan reklame dengan lukisan mural bertulisan ‘MURAL IS DEAD?’.

IPK 2,77 dan Lulusan ITB, Ridwan Kamil: Saya Pasti Enggak Bisa Kerja di KAI, tapi Buktinya...

Tidak dijelaskan lokasi papan reklame itu, namun belakangan diketahui terletak di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Kota Bandung. Tak diterangkan pula makna mural itu, meski sebagian kalangan meyakininya sebagai bentuk ekspresi kritik kepada pemerintah oleh sejumlah seniman atas penanganan pandemi COVID-19.

Ridwan Kamil tidak secara terang-terangan mengungkapkan pendapatnya atas foto yang dia bagikan, melainkan menyerukan agar masyarakat bersikap bijaksana dalam menyampaikan kritik atau saran. Perlu disepakati pula, katanya, “batasan mana yang boleh dan pantas, mana yang tidak boleh dan tidak pantas” untuk menyampaikan kritik.

Vokal LE SSERAFIM Masih Dikritik Setelah Tampil di Coachella Minggu Kedua

Dia mencontohkan perilaku sebagian besar pengguna media sosial yang, menurutnya, tidak semuanya memahami batasan antara kritik yang berdasarkan argumen kuat dengan bully atau hinaan alias celaan.

Ringkasnya, menurut mantan wali kota Bandung itu, “Orang berjiwa besar bicarakan gagasan, orang berjiwa kerdil bicarakan/gosipkan orang”.

Sekda Depok Maju Pilkada, Minta Dukungan Ridwan Kamil

Kebebasan berpendapat dan berekspresi, katanya, memang dijamin oleh negara. Namun, sebagaimana perilaku berkendara di jalan raya, semua pengendara dibatasi oleh rambu-rambu lalu lintas. Begitu pula penyampaian kritik dalam bentuk lukisan mural, yang sementara ini belum diatur batas-batasnya.

“Jika belum ada kesepahaman, maka tafsir boleh/tidak boleh akan selalu menyertai perjalanan dialektika ‘ini kritik atau hinaan’ dalam perjalanan demokrasi bangsa ini,” tulisnya.

Dia berpendapat, “Mural adalah seni ruang publik yang ‘temporer. Ada umurnya”. 

“Pelaku mural juga harus paham dan jangan baper,” katanya mengingatkan, “karena karyanya suatu hari akan hilang. Apalagi tanpa ijin pemilik tembok. Bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya.”

Ridwan Kamil mengakhiri esai singkatnya dalam utas Instagram itu, “Mari berdialog”.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya