Waduh, Ahli ITB Sebut Penurunan Tanah Pesisir Jateng 10 Cm Per Tahun

Progres Tanggul Rob Pesisir Utara Pekalongan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

VIVA – Sejumlah ahli Geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pertemuan dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang. Pertemuan tersebut membahas hal yang cukup urgent terkait hasil penelitian rob dan banjir yang melanda pesisir Jateng, seperti Pekalongan, Semarang dan Demak.

Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi di Samudera Hindia, BMKG Minta Warga Pesisir Pantai Waspada

Salah satu ahli Geodesi ITB, Heri Andreas mengungkapkan, penanganan rob dan banjir yang melanda pesisir Jawa Tengah sebenarnya sudah on the track. Sejumlah solusi baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang sudah dilakukan. Namun ada beberapa yang perlu dikemas lebih baik lagi.

"Sudah on the track. Upayanya sudah bagus, namun tetap harus ada penguatan lagi agar lebih optimal," jelas Heri di Semarang, Rabu, 1 September 2021.

Heru Budi Kewalahan Kalau Jakarta Diguyur Hujan Selama 4 Jam

Baca juga: Nicholas Sean Tegaskan Belum Mau Damai dengan Ayu Thalia

Salah satu upaya penanganan banjir dan rob di Jateng, lanjutnya, adalah tanggul. Mau tidak mau, tanggul adalah solusi sementara untuk mengatasi rob dan banjir.

Ratusan Rumah di Lamongan dan Gresik Terendam Banjir

"Ada tanggul tol Demak dan tanggul di Pekalongan. Tinggal dikemas lebih baik lagi sehingga hasilnya lebih optimal," jelasnya.

Menurutnya, persoalan utama rob dan banjir di pesisir Jateng sebenarnya adalah penurunan tanah. Dari sejumlah penelitian, penurunan tanah di pesisir Jateng bisa mencapai 10 cm per tahun.

"Kita tadi kami sepakat, kita harus mengendalikan penurunan tanahnya. Caranya sudah ada, yakni mulai pengurangan eksploitasi air tanah. Tanggul itu solusi jangka pendek. Solusi jangka panjangnya dengan land and water management," ungkapnya.

Ia menambahkan, menangani rob dan banjir di Semarang, tidak bisa lepas dari daerah hulunya. Wilayah dari hulu, tengah sampai hilir itu harus diberesi secara pararel.

"Hitungan paling cepat 10 tahun, sehingga kalau kita minta cepat beres, ya tidak realistis. Setidaknya 10 tahun itu waktu optimum pembenahan. Bagusnya di Jateng sekarang sudah dimulai, tinggal kita dorong terus dan hasilnya nanti kita lihat di 10 tahun ke depan," jelas Heri.

Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, penanganan rob dan banjir di Jateng memang persoalan yang tidak mudah. Sehingga, masukan dari para ahli sangat dibutuhkan agar penanganan berjalan sesuai harapan.

"Saya senang atas masukan-masukannya. Saya sangat berharap ada rekomendasi langkahnya seperti apa, roadmap nya seperti apa. Agar penanganan ini berdasarkan data keilmuan," kata Ganjar.

Laporan kontributor tvOne: Teguh Joko Sutrisno/Semarang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya