Misteri Ikan Jumbo dan Bulus di Terowongan Kuno Peninggalan Belanda

Terowongan air kuno di Klaten, tempat ditemukannya ikan Tomang Green dan Bulus.
Sumber :
  • Dok. Pj Kepala Desa Sabrang Lor Budi Andrianto

VIVA – Penemuan ikan Tomang Green berukuran panjang 80 sentimeter dengan berat tujuh kilogram serta Bulus dengan berat sekitar 29 kilogram di sekitar terowongan atau saluran air kuno di Dusun Samber, Desa Sabrang Lor, kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sempat menghebohkan masyarakat. Kini, lokasi penemuan itu menjadi daya tarik untuk dikunjungi warga sekitar desa tersebut.

Bus di China Tabrak Dinding Terowongan, 14 Tewas dan 37 Luka-luka

Penjabat (Pj) Kepala Desa Sabrang Lor Budi Andrianti mengatakan, awalnya ada pembangunan embung desa untuk kolam pemancingan dan kuliner. Namun di tengah pengerjaan proyek tersebut terdapat warga yang menemukan ikan Tomang Green, akhir Agustus lalu. Berdasarkan informasi yang diperolehnya bahwa ikan tersebut saat ini masih dipelihara oleh warga yang menemukannya.

“Ikannya itu ukurannya besar dengan panjang 80 sentimeter dan beratnya 7 kilogram,” kata dia saat dihubungi VIVA, Selasa, 7 September 2021.

Aksi Begal Payudara 2 Kali Terjadi Dalam Sehari di Depok, Satu Korban Nenek Usia 50 Tahun

Menurutnya, ikan yang ditemukan di terowongan air peninggalan Belanda itu juga bukan merupakan ikan peliharaan karena tidak ada warga yang merawat ikannya. Ikan Tomang, menurut dia, merupakan ikan hias predator.

“Kalau dipelihara kelihatannya nggak karena itu memang liar. Artinya tidak dirawat dan mungkin dulu ada yang membuang ikan ketika masih kecil atau gimana,” ujarnya.

Terowongan ke Dunia Lain Ditemukan

Selain penemuan ikan, lanjut dia, warga juga menemukan Bulus di terowongan kuno itu. Hanya saja ketika disinggung mengenai siapa yang melepas Bulus itu, ia mengaku tidak tahu asal muasalnya. Tapi, menurut informasi bahwa di lokasi terowongan itu dulunya terdapat Bulus.

“Ya kalau asalnya juga nggak tahu tapi menurut informasi memang ada dulu. Kemarin itu ditemukan mengambang karena terkena alat berat dan mati,” ujarnya.

Meskipun terdapat berbagai penemuan di terowongan atau saluran air kuno itu, pihaknya tetap memutuskan untuk melanjutkan revitalisasi embung tersebut. Hanya saja untuk terowongan itu sementara waktu ditinggal dulu sambil menunggu petunjuk dari pihak pemerintah kabupaten.

“Nanti dari dinas biar ada penanganannya, terus terang kalau dari desa tidak bisa karena dari segi anggaran tidak menganggarkan itu kan fokusnya di embung itu. Struktur bangunan terowongan itu malah tatanan batu bata setengah lingkaran dan tidak ada unsur betonnya. Itu strukur bangunan zaman Belanda,” ujarnya.

Dengan adanya penemuan ikan jumbo dan Bulus, dikatakan Budi, kini lokasi tersebut ramai dikunjungi warga. Sebab mereka penasaran dengan kabar tersebut dan ingin melihat dari dekat. “Itu kan belum jadi saja kalau sore banyak masyarakat yang ingin melihat karena penasaran,” ujarnya.


 


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya