Jepang Peringatkan Warganya Soal Ancaman Teror, Ini Respons Densus 88

Ilustrasi Densus 88 Antiteror.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lucky Aditya

VIVA – Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri, Komisaris Besar Polisi Aswin Siregar mengatakan, pihaknya selalu siap siaga terhadap gerakan kelompok terorisme yang masuk ke wilayah Indonesia. Hal ini dikemukakan Aswin menanggapi adanya peringatan dari Jepang kepada warga negaranya untuk waspada ancaman serangan teroris, di Indonesia dan lima negara Asia Tenggara lainnya.

Densus 88 Polri Tangkap 7 Terduga Teroris di Sulteng

“Densus selalu dalam kondisi siaga untuk memonitor gerakan-gerakan jaringan teroris di wilayah kita, termasuk regional dan internasional. Akan ada tindak lanjut terhadap informasi-informasi seperti ini,” kata Aswin saat dihubungi wartawan pada Rabu, 15 September 2021.

Menurut dia, semua informasi yang diterima Densus 88 Antiteror dari berbagai pihak akan terus didalami. Namun, informasi yang disampaikan harus berdasarkan fakta. Jangan sampai, kata dia, jika tidak ada fakta yang berpotensi mengubah eskalasi ancaman tapi disampaikan ke publik.

Viral di Media Sosial, Dugaan Aksi Teror dan Premanisme di Qubu Resort Kalbar

“Kalau tidak ada fakta yang berpotensi mengubah eskalasi ancaman, bagusnya orang tidak memberi statement sembarangan. Terorist threat itu selalu ‘probable’, tapi bukan berarti orang bisa memberikan warning asal-asalan seperti ini,” ujarnya.

Ia mengatakan Densus 88 akan berbuat ketika ada perubahan eskalasi ancaman, bahkan siaga untuk melakukan preemptive strike. Menurutnya, preemptive strike ini menjadi upaya Densus 88 untuk mencegah ancaman para teroris.

Polda Metro Antisipasi Ancaman Teror Bom Saat Libur Lebaran 2024

Preemptive strike ini jadi upaya kita untuk mencegah naiknya level of threath dari kelompok teroris. Dan semua tindakan Densus 88 selalu menempatkan keamanan publik sebagai prioritas utama,” ujarnya.

Menurut dia, Densus 88 juga perlu kerja sama dengan semua komunitas masyarakat dan secara terus-menerus melakukan peninjauan operasi dan perencanaan kontijensinya. Densus 88 juga senantiasa kerja sama dengan lembaga pusat dan daerah, layanan darurat dan lembaga terkait lainnya.

“Densus 88 tidak pernah berhenti bergerak, baik dalam pencegahan maupun penindakan,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Jepang pada Senin 13 September 2021, telah mengeluarkan peringatan kepada warga negaranya untuk waspada akan ancaman serangan teroris di Indonesia dan lima negara Asia Tenggara lainnya.

Menurut Bernama, Kementerian Luar Negeri Jepang mengeluarkan imbauan kepada seluruh warga Jepang yang berada di Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Myanmar untuk menjauhi tempat ibadah dan tempat keramaian lainnya.

“Peringatan itu juga mengungkapkan laporan intelijen dan kemungkinan munculnya serangan teroris di tempat ibadah dan tempat-tempat keramaian di enam negara ASEAN. Kementerian Luar Negeri Jepang telah memperoleh informasi bahwa "ada peningkatan risiko seperti bom bunuh diri."

Dalam nasihat imbauan itu, Jepang mendesak warganya untuk memperhatikan berita dan informasi lokal dan berhati-hati "untuk saat ini," tetapi tidak memberikan kerangka waktu tertentu atau detail lainnya. Kementerian Luar Negeri Jepang menolak untuk memberikan sumber informasi atau mengatakan apakah itu dibagikan dengan negara lain.

Dikatakan, imbauan itu telah dikirim ke kedutaan besarnya di negara-negara yang bersangkutan untuk dibagikan kepada warga negara Jepang. Sedangkan negara-negara yang disebut berisiko terjadi serangan teror menyatakan, belum menerima informasi atau mendeteksi ancaman keamanan di teritori mereka.

Dilansir dari the Borneo Post, Badan Keamanan Malaysia, khususnya Kepolisian Kerajaan Malaysia, mengawasi situasi dengan sangat hati-hati setelah Jepang mengeluarkan imbauan kepada warganya atas kemungkinan ancaman teroris di Asia Tenggara.

Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra) dalam sebuah pernyataan pada hari Senin mengatakan, telah mengomunikasikan nasihat yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Jepang atas kemungkinan ancaman di kawasan itu dengan otoritas Malaysia terkait.

“Malaysia terus memperkuat kerja sama di bidang keamanan, termasuk dalam upaya kontra-terorisme, dengan mitra kami secara global. Berbagi intelijen dan praktik terbaik adalah komponen penting dari kerja sama ini," kata pernyataan itu.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah, membantah bahwa ada peringatan dikirim ke warga Jepang di sini. Demikian pula, Departemen Luar Negeri Filipina tidak mengetahui adanya informasi tentang tingkat ancaman yang meningkat.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sangrat, mengatakan Jepang belum mengungkapkan asal usul peringatan tersebut, dan bahwa Kedutaan Besar Jepang tidak memiliki rincian lebih lanjut selain mengatakan itu "tidak khusus untuk Thailand." Badan Keamanan Thailand tidak memiliki informasi tentang kemungkinan ancaman, kata Wakil Juru Bicara Polisi, Kissana Pathanacharoen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya