Nasib 25 ABK KM Hentri Masih Gelap setelah Dua Minggu Pencarian

Kapal Patroli 3002 Teluk Ambon milik Polairud Polda Maluku dipimpin Iptu Edwin Telroit yang masuk dalam Tim SAR Gabaungan Basarnas Ambon sementara mencari 25 ABK KM Hentri, Rabu, 15 September 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Daniel

VIVA – Kapten Kapal Patroli 3002 Teluk Ambon Polairud Polda Maluku, Iptu Edwin Terloit, mengatakan belum ada laporan masyarakat pesisir di sekitar pulau Tanimbar Kei, Kabupaten Maluku Tenggara, mengenai penemuan korban KM Hentri yang terbakar sejak 12 hari lalu.

Membuka Peluang Baru, Workshop Daring Maluku-Papua untuk Pendidikan Digital

"Selama dua hari melakukan kegiatan SAR di sekitar wilayah peristiwa ternyata kami tidak mendapatkan laporan warga pesisir menyangkut 25 ABK KM Hentri dengan GT 195," kata Edwin, di Ambon, Rabu, 15 September 2021.

Selain tidak adanya laporan warga, tim SAR gabungan juga tidak menemukan puing-puing maupun tanda-tanda 25 ABK.

6 Kegiatan Seru yang Bisa Dilakukan di Morotai, Termasuk Berenang dengan Hiu Sirip Hitam

"Selain wilayah perairan Pulau-pulau Kei, Kabupaten Maluku Tenggara, kami juga berpatroli sampai ke perairan laut Banda. Namun, sejauh ini belum membuahkan hasil, dan saat ini kapal sudah masuk Ambon untuk docking," ujar Edwin.

Walaupun belum ada laporan masyarakat dan nelayan pesisir, tim SAR gabungan dari Basarnas Ambon maupun Polairud Polda Maluku telah memberikan imbauan kepada warga pesisir untuk ikut membantu pencarian 25 ABK KM Hentri dan melaporkannya kepada pihak terkait.

Update Rekapitulasi KPU: Prabowo-Gibran Unggul di Maluku

KM Hentri GT 195 merupakan sebuah kapal penangkap cumi yang bertolak dari pelabuhan Muara Angke Jakarta pada Agustus 2021 menuju Merauke, Papua, dengan POB 32 penumpang.

Namun setiba di antara perairan Pulau Tanimbar Kei, Kabupaten Malra, dan Kepulauan Yandena Utara, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, kapal itu dihantam ombak setinggi 3 meter dan selanjutnya mengalami kebakaran.

Sesuai data yang diterima Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ambon, 5 ABK berhasil diselamatkan kapal pencari telur ikan terbang setelah mereka terombang-ambing di tengah laut selama tiga hari.

Dua ABK juga dilaporkan meninggal dunia saat terjadi kebakaran. Sedangkan, 25 ABK lainnya sampai saat ini belum diketahui nasibnya. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya