Tambang Ilegal di Balik Stigma Kampung Janda

Bekas tambang galian batu cadas di Kampung Janda, Kabupaten Bogor
Sumber :
  • VIVA/Muhammad AR

VIVA – Stigma kampung janda kepada Kampung Panyarang, Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor Kabupaten Bogor, diklaim hanya untuk menutupi aktivitas penambangan ilegal batu cadas di kampung itu. Batuan cadas itu ditambang sebagai bahan baku dari batako untuk bangunan.

Selama beberapa dekade terakhir, penduduk Kampung Panyarang mengandalkan mata pencarian mereka sebagai buruh tambang. Namun kini lokasi tambang itu sebagian sudah tergenang air dan membentuk danau alami. Anak-anak kampung sering berenang di bekas galian tambang itu.

Dari bekas lahan tambang batu cadas ini stigma kampung janda ini dimulai. Konon, tambang batu cadas putih itu sudah lama dikelola secara tradisional oleh warga sekitar sejak 1996. Gara-gara tambang itu pula banyak pria kampung tersebut yang meninggal dunia. 
 
"Sebenarnya julukan kampung janda untuk menutup aktivitas galian C di lokasi itu," kata Sekretaris Desa Ciburayut, Warisman Rifai saat ditemui VIVA, Selasa, 14 September 2021. 

Warisman menuturkan, mulanya banyak aktivitas pertambangan pemilik lahan yang memperkerjakan warga sekitar pada tahun 1990-an. Mayoritas warga di sana menjadikan pertambangan itu sebagai mata pencaharian. 

Lambat laun aktivitas penambangan di kampung itu memakan korban. Banyak warga setempat yang mengalami kecelakaan kerja akibat kurang menunjangnya alat pengaman kerja, lantaran kegiatan aktivitas penambangan masih tradisional.

"Hanya menggunakan tali tradisional dan banyak kecelakaan kerja meninggal dunia hingga cedera berat," ujar Warisman.

Satu persatu kaum pria kampung Panyarang yang bekerja di tambang batu cadas tumbang. Ada yang meninggal karena kelelahan, sakit hingga luka parah. Menurut Warisman, ada peristiwa maut yang merenggut banyak nyawa buruh tambang saat lokasi diterjang longsor. 

"Karena tidak kunjung ditutup warga mulai menjuluki kampung janda, karena banyak suami di sana yang meninggal. Julukan itu akhirnya nyebar dari mulut ke mulut, hingga disorot oleh media," jelas Warisman.

Fahri Hamzah Sindir Mahfud MD Kritik Pemerintah Padahal Dia Menkopolhukam, Sarankan Mundur

Penuturan perangkat desa ini pun diamini sesepuh Desa Ciburayut, Dulloh. Julukan kampung janda memang disematkan sejak lama. Karena masifnya aktivitas tambang batu cadas di wilayah itu pada kurun waktu 1990-2015, yang merenggut banyak nyawa para buruh tambang.

"Ada yang meninggal karena sakit kecapean kerja di galian. Karena banyak yang meninggal, orang luar ngira jadi banyak jandanya. Makanya dijuluki kampung janda," kata Dulloh. Meskipun, kata dia, tidak seluruhnya pria di kampung ini meninggal dunia karena bekerja di tambang batu tersebut.

KSAD Maruli Simanjuntak Soal Aparat Jadi Beking Tambang Ilegal: Aparat yang Mana?

Menurut Dulloh, julukan kampung janda ini melekat pada Kampung Panyarang karena sebagian besar kaum pria di kampung bekerja sebagai buruh tambang batu. Kasus kematian para pekerja tambang itu pun bisa dikatakan hampir berbarengan dan penyebabnya macam-macam. 

"Karena kalau dilihat secara umum kampung lain banyak juga jandanya, cuma karena di Kampung Panyarang ini meninggalnya berbarengan, sehingga ada stigma kampung lain yang menyebut banyak janda sehingga jadi kampung janda," ungkap Dulloh

Gibran Tegas, Akan Cabut IUP Tambang Nakal dan Wajibkan Pengusaha Bantu Warga

"Mayoritas banyak yang meninggal karena bencana, dan ada yang meninggal karena kelalaian kerja, ada meninggal karena longsor tahun 1996, ada warga yang bekerja berteduh di saung dan ada petir pada saat itu 5 orang sekaligus meninggal," imbuhnya
 

Alat tambang emas ilegal yang dibakar massa

Garap Areal Kuburan, Sejumlah Alat Tambang Emas Ilegal Dibakar Massa

Sebanyak 6 unit alat tambang emas ilegal (Peti) di dusun Pematang Lalang, Desa Pasar Terusan, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Jambi dibakar massa.

img_title
VIVA.co.id
15 April 2024