Ketua MPR Minta Semua Matra Dikerahkan Tumpas KKB: Sikat Habis!

Ketua MPR Bambang Soesatyo di Gedung MPR, Jakarta, Jumat, 22 November 2019.
Sumber :
  • VIVAnews/ Lilis Khalisotussurur

VIVA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan bahwa sudah waktunya negara menindak tegas teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, dengan menurunkan seluruh matra kekuatan yang dimiliki.

Ketua MPR: Putusan MK Menjadi Akhir dari Berbagai Upaya Hukum Konstitusional

"Sudah waktunya negara melakukan tindakan tegas dengan menurunkan seluruh matra kekuatan yang dimiliki. Tidak boleh ada lagi toleransi terhadap teroris KKB untuk melakukan aksi kejahatan yang meresahkan masyarakat serta mengakibatkan korban jiwa," kata Bambang Soesatyo atau Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 19 September 2021.

Hal itu dikatakannya terkait tindakan teroris Kelompok KKB di Papua yang membakar Puskesmas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Tindakan KKB itu, katanya, membuat para tenaga kesehatan perempuan sampai dilecehkan hingga tewas, serta ditendang ke jurang.

Sahroni Ungkap Perbincangan Surya Paloh dengan Jokowi saat Hadiri Pernikahan Anak Bamsoet

Bamsoet meminta pemerintah menurunkan kekuatan empat matra terbaik, selain Brimob Polri, yaitu Gultor Kopassus, Raiders, Bravo, dan Denjaka. Menurut dia, pemerintah perlu memberikan waktu secepatnya kepada pasukan terbaik tersebut untuk menumpas teroris KKB di Papua.

Dia meminta pemerintah jangan ragu menindak tegas teroris KKB di Papua, terutama pasca-tindakan kelompok tersebut yang melakukan tindakan kekerasan terhadap tenaga kesehatan hingga meninggal dunia.

Panglima TNI Putuskan untuk Mengubah Sebutan KKB Menjadi OPM

"Sekali lagi saya tegaskan, sikat habis [KKB di Papua], urusan HAM kita bicarakan kemudian, jangan ragu bertindak hanya karena persoalan HAM. Utamakan keselamatan rakyat Indonesia," ujarnya.

Dia mengatakan, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNB-OPM) sudah mengakui tindakan itu adalah bagian dari aksi mereka.

Karena itu, menurut dia, tidak ada alasan bagi TNI dan Polri untuk tak segera menumpas habis para teroris biadab kelompok kriminal bersenjata di Papua.

"Ke mana suaranya para aktivis HAM dan aktivis perempuan? Kenapa ketika saudara sebangsanya dibunuh dan diperkosa secara brutal, mereka diam, namun ketika aparat negara menumpas para pelaku (KKB di Papua), mereka teriak soal HAM," katanya.

Bamsoet mengatakan sudah terlalu banyak keresahan yang dilakukan teroris KKB di Papua, korbannya dari masyarakat biasa, TNI dan Polri, hingga sudah menyasar tenaga kesehatan.

Dia mencontohkan pada 8 April 2021 teroris KKB di Kabupaten Puncak menembak mati seorang guru bernama Oktavianus Rayo dan juga membakar tiga sekolah di Kabupaten Puncak.

"Lalu pada 9 April 2021, seorang guru SMP bernama Yonathan Randen kembali ditembak mati KKB di Kabupaten Puncak. Disusul tewasnya seorang pengemudi ojek bernama Udin akibat ditembak di area Pasar Ilaga Kabupaten Puncak oleh KKB pada tanggal 14 April 2021," katanya.

Selain itu, menurut dia, pada 15 April 2021, KKB menembak mati seorang pelajar SMA di Kabupaten Puncak bernama Ali Mom, bahkan Kepala BIN Daerah Papua Brigjen TNI Putu I Gusti Putu Danny Nugraha turut menjadi korban kebiadaban akibat ditembak oleh teroris KKB di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya