Permintaan IDI Belum Direspons Gubernur Papua Usai Serangan OPM

Sebanyak 6 dari 9 tenaga kesehatan korban KKB yang dievakuasi dari Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Jumat, 17 September 2021, mengisahkan insiden yang mereka alami setiba di Markas Kodam XVII Cenderawasih.
Sumber :
  • ANTARA/Evarukdijati

VIVA – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan IDI Papua telah mengirimkan surat pada Gubernur Papua untuk meminta jaminan keamanan pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat, usai adanya penyerangan di Puskesmas Kiwirok, Papua.

Kisah Pilu Nakes di Simalungun Diperkosa 3 Pria, Seorang Pelaku Mantan Kekasih Korban

Namun demikian, IDI mengungkapkan, belum ada tanggapan terhadap surat itu. Padahal penyerangan, pembakaran dan penembakan terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas Kiwirok pada 13 September 2021 telah memakan korban jiwa.

“Kami berharap agar segera ada jawaban dari pemerintah provinsi dan pusat untuk penanganan masalah ini," kata Ketua IDI Wilayah Papua, dr Donald Aronggear, dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu, 19 September 2021.

Gara-gara Wanita, Bripda DR Aniaya Tenaga Kesehatan Hingga Hidungnya Patah

Baca juga: Komnas HAM: Pemecatan Novel Baswedan Cs Bahaya, Bisa Stigma G30S

Dia pun mengungkapkan, sembilan tenaga kesehatan yang bertugas di distrik Kiwirok yaitu dr. Restu Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Satya, Lukas Luji, Patra, Siti Khodijah, Katrianti Tandila, dan Christina Sampetonapa sudah dievakuasi ke Jayapura.

Panglima TNI Putuskan untuk Mengubah Sebutan KKB Menjadi OPM

Kondisi dr Restu Pamanggi yang mengalami fraktur di bagian tangan, dikatakanmya sudah dioperasi dan sedang dalam proses pemulihan secara medis seraya menjalani pemeriksaan psikis untuk pemulihan secara mental.

Adapun Jenazah Suster Gabriela Meilani yang meninggal akibat penyerangan tersebut sudah diangkat dari jurang dan ditempatkan di lokasi perlindungan terdekat di Kiwirok seraya menunggu evakuasi. Proses evakuasi jenazah oleh helikopter TNI terkendala oleh cuaca yang kurang baik serta penembakan.

Sementara itu, seluruh pelayanan kesehatan di wilayah Kiwirok, Oksibil, dan Pegunungan Bintang menurut Donald saat ini dihentikan seraya menunggu jaminan keamanan dari pemerintah untuk para tenaga kesehatan yang bertugas.

“Kami meminta pada seluruh pihak untuk memberikan privasi bagi para tenaga kesehatan yang menjadi korban penyerangan tersebut karena masih mengalami trauma,” tegas Donald.

IDI Papua juga menyampaikan terima kasih atas bantuan dan Kerjasama dari TNI dan Polri di Papua yang telah membantu mengevakuasi, menyediakan fasilitas transportasi, dan masih banyak lagi terhadap para korban.

“Supaya aktivitas melayani masyarakat terutama di wilayah pedalaman bisa segera dilanjutkan, dan masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan segera bisa ditangani,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya