Kemenhub Ungkap Siswa SMA Paling Banyak Jadi Korban Kecelakaan

Ilustrasi kecelakaan lalu lintas / foto by google
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengungkapkan, jumlah korban lalu lintas di Indonesia hingga akhir tahun lalu masih didominasi oleh kaum pelajar.

Soal Kasus Penabrakan, Teuku Rifnu Wikana dan Keluarga Pilih Jalur Damai

Direktur Sarana Transportasi Jalan Mohamad Risal Wasal mengatakan, untuk itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah menginisiasi program dekade aksi keselamatan jalan 2021-2030.

"Pada sisi keselamatan, target kita bagaimana mengurangi cedera dan kematian bahkan ditargetkan zero fatality rate," kata dia dalam diskusi virtual, Senin, 20 September 2021.

Rey Mbayang Nyaris Meninggal saat Diving di Papua, Tabung Oksigen Bocor dan Kejang-kejang

Untuk mencapai target tersebut dia mengatakan, ada lima aksi yang telah disusun. Pertama adalah membangun jalan beserta perlengkapannya yang sangat memadai.

Kedua menetapkan batas kecepatan yang sesuai fungsi masing-masing jalan, seperti 30 km untuk jalan lingkungan, 50 km untuk jalan perkotaan dan 80 km untuk jalan nasional dan jalan tol.

Terungkap, Penyebab Tewasnya Wanita Muda yang Ditemukan Mengambang Di Kali Mookervart Cengkareng

Ketiga, menetapkan ketentuan agar batas kecepatan tersebut ditaati. Keempat, memasang fitur-fitur keselamatan di kendaraan dan kelima adalah meningkatkan kesadaran kecepatan.

Baca juga: Energi Fosil Masih Dominasi Produksi Dalam Negeri

Dia menuturkan, seluruh aksi tersebut akan diterapkan karena hingga 2020 masih tercatat 100.028 kecelakaan. Dari situ, 23.529 meninggal dunia, 10.751 luka berat dan 113.518 luka ringan.

"Angka ini cukup tinggi untuk Indonesia. yang terlibat di sini, yang menyedihkan anak SD banyak yang menjadi korban kecelakaan, SD dan SLTP itu berbalap-balapan datanya," papar Risal.

Risal pun merincikan, untuk anak SD yang menjadi korban atau pun pelaku kecelakaan sebanyak 12.557, SLTP/SMP 12.699, SMA/SLTA 80.641, S1 3.751, D3 770 dan S2 136 orang.

"Ini semua adalah para penerus bangsa yang menjadi korban kecelakaan. Tugas kita bukan menghidupkan yang meninggal tapi bagaimana target kita bersama bahwa ke depan angka ini harus jauh di bawah ini," tegas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya