Penanganan COVID di Indonesia Terbaik, DPR Minta Tidak Jumawa

Anggota DPR Komisi IX Anas Thahir
Sumber :
  • Antara

VIVA – Penanganan kasus COVID-19 di Indonesia yang mampu menurunkan angka kasus harian dengan cepat, mendapat reaksi positif dari dunia internasional. Mendapat penilaian sebagai salah satu cara mengendalikan penyebaran virus Corona yang terbaik.

Pemerintah Terapkan Sistem Kerja WFH dan WFO bagi ASN pada 16-17 April

Anggota Komisi IX DPR Anas Thahir mengatakan, masyarakat tetap harus terus meningkatkan kewaspadaan. Meski penanganan COVID-19 di Indonesia mendapat penilaian salah satu yang terbaik di dunia.

Anas Thahir kepada wartawan, di Jakarta, Senin, mengatakan kebijakan pemerintah untuk mengendalikan virus harus terus didukung.

Viral Penipuan File APK Surat Panggilan Polisi, Begini Respons Polda Metro Jaya

"Jangan sampai sebutan itu lantas membuat kita menjadi jumawa. Kita harus tetap waspada terhadap kemungkinan penyebaran COVID-19," kata Anas Thahir, dikutip dari Antara.

Anas Thahir merespons penilaian John Hopkins University yang menyebut Indonesia sebagai one of the best dalam menangani kasus COVID-19.

Bendungan Sungai Runtuh, Rusia Dilanda Banjir Besar hingga Merugi Rp 3,5 Triliun

Menurut data John Hopkins University yang merupakan salah satu universitas terkemuka yang berbasis di Maryland, menyebutkan Indonesia berhasil menurunkan kasus COVID-19 sebesar 58 persen dalam dua pekan.

Hal itu tentu menjadi kabar manis buat seluruh masyarakat di Indonesia. Namun, kabar tersebut jangan justru membuat lengah.

Apalagi, menurut dia, varian baru COVID-19 terus bermunculan, dan itu bisa jadi ancaman. Menurut Anas, kewaspadaan harus terus ditingkatkan.

Anas melihat pemerintah terus siaga menyiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan. Dia pun meminta masyarakat juga harus tetap disiplin dan bersedia bekerja sama melawan pandemi.

"Disiplin terhadap protokol kesehatan harus tetap dilakukan, karena itu jalan terbaik pengendalian COVID-19. Mendukung kebijakan Pemerintah, salah satunya dengan disiplin tersebut," kata Anas.

Menurut Anas, kritik terhadap kebijakan Pemerintah itu hal biasa dan bagian dari keseimbangan demokrasi. Dia berpendapat, Pemerintah harus menjawab kritik dengan tindakan perbaikan-perbaikan dan evaluasi dalam tata kelola penanganan COVID-19.

"Pemerintah dan masyarakat harus punya iktikat dan keinginan sama, yaitu segera keluar dari pandemi COVID-19, maka percepatan vaksinasi harus terus didorong oleh semua kalangan agar target herd immunity segera tercapai," ujar Anas.

Apresiasi juga datang dari dari World Bank lantaran Indonesia berhasil mencapai vaksinasi 100 juta dosis pada 31 Agustus.

Hingga Senin, 20 September, Indonesia telah berhasil memberikan vaksinasi dosis pertama kepada 79.657.762 orang, vaksinasi dosis kedua kepada 45.224.650 orang, dan dosis ketiga untuk 856.589 orang.

Capaian itu amat penting untuk meningkatkan optimisme dan keyakinan sebagai bangsa bisa mengendalikan pandemi.

Apalagi Indonesia memiliki tantangan lebih, dalam penanganan COVID-19, mengingat populasi yang sangat besar dan secara geografis terdiri dari belasan ribu pulau.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya