Kasus Napoleon, Anwar Abbas Teringat Tandukan Zidane ke Materazzi 

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas (Instagram/smart.gram)
Sumber :

VIVA – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas menilai insiden penganiayaan yang dilakukan Irjen Polisi Napoleon Bonaparte kepada tersangka kasus penodaan agama M Kece di Rutan Bareskrim Polri merupakan reaksi atas aksi penodaan agama yang dilakukan M Kece.

Kombes Wira Blak-blakan Kapan Panggil Pendeta Gilbert soal Kasus Penistaan Agama

Buya Anwar menganggap reaksi Irjen Napoleon yang marah karena agamanya dihina M Kece merupakan respon yang wajar. Namun, Ia menyayangkan jika reaksi yang muncul justru tindak kekerasan fisik yang melanggar hukum. 

"Wajar pengikut agama marah kepada orang yang menghina agamanya, oleh karena itu wajar ya bagi saya kalau seandainya Napoleon marah ke Kece, cuma pertanyaannya adalah Napoleon melakukan tindak kekerasan fisik dan beliau mengatakan siap dihukum karena beliau tahu hukum, beliau adalah inspektur jenderal polisi ngerti betul hukum," kata Buya Anwar Abbas dikutip tvOne, Selasa, 21 September 2021.

Tok! Panji Gumilang Divonis Satu Tahun Penjara

"Tapi menurut saya, yang menyebabkan dia (Napoleon) melakukan tindak kekerasan ini bukan aksi tapi reaksi. Sehingga kalau tidak ada aksi ya tidak ada reaksi ya menurut saya, mereka akan damai-damai saja di dalam sana," sambungnya

Reaksi yang ditunjukkan Irjen Napoleon kepada M Kece mengingatkan Buya Anwar Abbas terhadap insiden tandukan mantan bintang sepakbola Prancis Zenedine Zidane kepada eks Timnas Italia Marco Materazzi pada final Piala Dunia tahun 2006. 

Gus Samsudin Terancam Dijerat Pasal Berlapis gegara Video Aliran Sesat Tukar Pasangan

Zidane menanduk dada Marco Materazi hingga jatuh tersungkur di tengah lapangan. Wasit langsung mengganjar Zenedine Zidane dengan kartu merah sehingga harus keluar lapangan. Tapi Zidane tidak menunjukkan wajah penyesalan atas tindakan tersebut.

"Zidane menerima hukuman tersebut, tapi saya melihat ada ketidakadilan disitu, hakim tidak mengeluarkan Marco Materazzi dan menganggap dirinya menang, bahkan dalam pertandingan tersebut Marco Materazzi dalam adu penalti bisa mencetak gol," ujarnya

Belakangan terkuak, Marco Materazzi mengakui telah mengejek saudara perempuan Zidane sehingga bintang Timnas Prancis itu naik pitam dan menanduknya di tengah lapangan. 

Bagi Buya Anwar, insiden Zidane dan Materazzi tak ubahnya Irjen Napoleon dengan M Kece yang tersinggung karena agamanya dilecehkan. 

"Saya tidak tahu apakah ada percakapan Napoleon dengan Kece di dalam sana (sebelum insiden penganiayaan), tapi kuat dugaan saya ada ketersinggungan. Napoleon punya otak dan hati, otaknya sadar betul kalau memukul itu salah, tapi imannya mengatakan saya harus melakukan sesuatu," ungkapnya

Sebelumnya, mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Polri Irjen Napoleon Bonaparte membuat surat terbuka tentang peristiwa yang sedang membelitnya saat ini. Napoleon jadi sorotan publik setelah diketahui menganiaya tersangka penista agama Muhammad Kece atau M Kece di Rutan Bareskrim Polri.

Dalam surat tersebut, Napoleon yang kini juga ditahan di rutan Bareskrim terkait kasus suap red notice Djoko Tjandra menyebut alasan dia menganiaya M Kece.

"Siapapun bisa menghina saya, tapi tidak terhadap Allahku, Alquran, Rasulullah SAW dan akidah islamku, karenanya saya bersumpah akan melakukan tindakan terukur apapun kepada siapa saja yang berani melakukannya," tulis Napoleon dalam surat tersebut.

Napoleon punya alasan, sebagai orang yang dilahirkan oleh orang tua yang beragama Islam, dibesarkan di lingkungan Islam dan taat terhadap ajaran agama tersebut, dia mengaku tidak bisa menolerir penghinaan terhadap agama Islam. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya