Ada Klaster COVID-19 di Sekolah Jelang PTM, Ganjar Instruksikan Ini

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Sumber :
  • tvOne/Teguh Sutrisno

VIVA – Kasus COVID-19 ditemukan di beberapa sekolah di Jawa Tengah pada Selasa, 21 September 2021. Jumlahnya pun tidak sedikit yaitu ada 90 kasus di Purbalingga, 28 di Jepara, 40 di Blora, dan 7 di Kota Semarang.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Merespons hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta sekolah-sekolah yang menyiapkan pembelajaran tatap muka (PTM) harus menyertakan testing. Itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya siswa terpapar COVID-19 saat mengikuti PTM di sekolah.

"Sekarang kita minta untuk yang persiapan PTM itu harus disiapkan testing-nya. Kalau perlu sekali-kali di-random test," kata Ganjar di Semarang.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Ganjar menegaskan, sekolah yang memang belum siap menyelenggarakan PTM harus jujur. Bila memang belum siap Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap mendampingi sampai sekolah benar-benar siap.

"Tidak usah mengaku siap. Kalau belum siap kami akan dampingi biar siap," tegasnya.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Ganjar pun mengatakan, pihaknya telah sudah menghubungi Bupati Jepara dan Purbalingga untuk mengecek dan menutup sekolah.

"Untuk Purbalingga, saya sudah telepon Bupati, sudah dicek, dan saya minta untuk ditutup. Juga yang terjadi di Jepara, saya minta langsung tutup," katanya.

Baca juga: Riset: Sewa Mal Kelas Menengah Paling Stabil Kala Pandemi

Bukan karena PTM

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengungkapkan, sejumlah kasus positif yang dialami siswa dan guru diketahui bukan karena PTM. Sebab, penularan COVID-19 bukan terjadi di sekolah. Seperti yang terjadi di Blora.

"Yang di Blora itu, sebelum dilakukan PTM, dilakukan screening dulu, lalu ditemukan,” ungkap Yulianto.

Pihaknya mengapresiasi terhadap langkah Pemerintah Kabupaten Blora dalam menyambut PTM. Dengan melakukan screening lebih dulu terhadap guru dan siswanya.

"Jadi screening sebelum PTM, dan ditemukan sekitar 40-an kasus. Jadi, bukan klaster sekolah karena menularnya bukan di sekolah,” tambahnya.

Laporan Teguh Joko Sutrisno

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya