Wujudkan Kemaritiman Berbasis Riset, STIP Jakarta Gandeng UGM

Penandatanganan MoU kerjasama STIP Jakarta dengan UGM.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Cahyo Edi (Yogyakarta)

VIVA – Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara Ketua STIP Jakarta, Amiruddin dengan Rektor UGM Panut Mulyono, Kamis, 23 September 2021.

Kemenangan Prabowo-Gibran Diharap Jadi Peluang Kembangkan Ekonomi Berbasis Laut

Dalam penandatanganan ini hadir pula oleh perwakilan STIP Jakarta yaitu Alberto, Riyanto, Fahmi Umasangadji dan Asman Ala. Sementara dari pihak UGM nampak pula Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni, Paripurna Sugarda.

Ketua STIP Jakarta Aminuddin mengatakan, pihaknya menggandeng UGM untuk kerja sama agar para pelaut yang nantinya muncul selain mahir di bidangnya juga memiliki basis riset yang kuat.

Polisi Periksa 21 Saksi Terkait Kasus TPPU yang Jerat Ahli Nuklir UGM

"Kami menggandeng UGM untuk terlibat dalam program studi S2 kami agar lulusan-lulusan kami yang kelak jadi pelaut, tidak hanya mahir secara skill tapi juga bisa melakukan riset,” ujar Amiruddin.

Fokus riset ataupun penelitian, dinilai Amiruddin, menjadi hal yang penting untuk menjawab persoalan tentang kawasan laut Indonesia di masa depan.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Amiruddin menerangkan bahwa STIP mempunyai dua program studi di S2 yaitu Magister Pemasaran, Inovasi dan Teknologi serta Magister Teknik Keselamatan dan Resiko. Dua program studi ini merupakan satu-satunya di Indonesia.

“Salah satu fokus kami dari program studi S2 ini bisa melakukan riset untuk menemukan inovasi teknologi yang berfokus perawatan laut, misalnya melakukan pembersihan sampah-sampah di dasar lautan yang saat ini belum banyak teratasi,” ujar Amiruddin.

Lewat kerja sama dengan UGM, sambung Amiruddin, diharapkan bisa mengembangkan kemampuan dosen-dosen STIP. Sejauh ini, lanjut Amiruddin, dosen-dosen di kampusnya lebih banyak berfokus pada pendidikan bidang vokasi yang orientasinya sebagai sekolah kedinasan.

“Jadi kami memang masih agak kurang mendalami terkait ilmu tentang penelitian, padahal itu yang dibutuhkan di masa mendatang, bukan sekedar skill,” ujar Amiruddin.

Amiruddin menuturkan, fokus penelitian soal kemaritiman ini sekaligus menindaklanjuti nawacita Presiden Joko Widodo yang sejak periode pertama menggaungkannya. Di mana pada periode pemerintahan pertama Jokowi saat itu muncul poros maritim dan tol laut.

“Tol laut termasuk hasil kajian penelitian yang bisa disebut sukses dan berdampak positif bagi masyarakat, salah satunya efisiensi biaya transportasi,” ujarnya.

Dengan potensi kemaritiman Indonesia yang sangat melimpah namun belum banyak kajian penelitiannya inilah yang jadi fokus kerja sama itu.

“Melalui kerja sama dengan UGM ini, juga menjadi pintu masuk sekolah tinggi seperti kami bisa terkoneksi dengan jaringan lembaga pendidikan yang berfokus pada kemaritiman seperti di Australia yang sangat terkenal,” ujarnya.

“Taruna-taruna kami juga diharapkan bisa bersaing dengan taruna-taruna jebolan Tokyo Maritime University atau sekolah kelautan Korea yang dikenal kompetitif,” kata Amiruddin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya