TNI-Polri Akan Fasilitasi Warga Ingin Keluar Sementara dari Kiwirok

Warga dan guru dievakuasi dengan helikopter TNI AD dari Distrik Kiwirok, Kabupaten Pengunungan Bintang, Papua, Rabu, 22 September 2021, menyusul gangguan keamanan di daerah itu akibat ulah kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Kepala Polda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri menyatakan siap mengevakuasi warga sipil yang ingin keluar dari Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, menyusul teror dan kekerasan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Kisah Pilu Nakes di Simalungun Diperkosa 3 Pria, Seorang Pelaku Mantan Kekasih Korban

"TNI-Polri siap membantu warga mengevakuasi warga sipil yang ingin keluar sementara dari Kiwirok, setelah mengalami teror yang dilakukan KKB," kata Fakhiri di Jayapura, Kamis, 23 September 2021.

Saat ini masih banyak warga sipil yang berada di Kiwirok dan belum semua dievakuasi karena keterbatasan transportasi akibat lapangan terbangnya hanya dapat didarati pesawat berbadan kecil dan cuaca yang sering berubah dengan cepat.

Gara-gara Wanita, Bripda DR Aniaya Tenaga Kesehatan Hingga Hidungnya Patah

Jumlah personel TNI dan Polri sudah ditambah dan bergabung dengan personel yang bertugas di Kiwirok. Pasukan akan ditambah lagi guna memulihkan keamanan di sana, kata Fakhiri, seraya mengakui warga setempat banyak yang mengungsi setelah terjadi pembakaran dan penganiayaan terhadap tenaga kesehatan yang menewaskan Gabriela Meilan.

Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan, secara terpisah, mengaku, saat ini warga sipil yang masih berada di Kiwirok tercatat 17 orang, setelah beberapa orang dievakuasi.

Panglima TNI Putuskan untuk Mengubah Sebutan KKB Menjadi OPM

Dua orang guru wanita dan seorang warga, pada Rabu, dievakuasi ke Jayapura dan kini sudah berkumpul dengan keluarganya.

Salah satu guru yang dievakuasi, Purba, yang bertugas sejak 1999 di Kiwirok, dan dia menyatakan tidak ingin kembali mengajar di wilayah itu, kata Izak Pangemanan.

Teror KKB pimpinan Lamek Taplo di Kiwirok menyebabkan lima nakes mengalami luka akibat dianiaya dan dipanah, bahkan empat orang di antaranya masih dirawat di RS Marthen Indey.

Keempat nakes yang masih dirawat di RS Marthen Indey, antara lain dr. Restu Pamanggi, Katrianti Tandila, Emanuel Abi, dan Kristina Sampe Tonapa. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya