- dokumentasi Jurnalis VIVA Rochimawati.
VIVA – Jurnalis Portal Berita VIVA.co.id, Rochimawati, terpilih untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi KTT Perubahan Iklim PBB COP26 di Glasglow, Skotlandia, awal November mendatang. Dia diketahui juga merupakan Ketua Umum The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ).
Ochi, sapaan akrabnya, terpilih bersama Fred Mugira, dari Infonile.org, Uganda akan bersama 20 jurnalis lainnya dari berbagai negara berkembang penerima beasiswa meliput perhelatan COP26 di Glasgow.
Kesempatan ini adalah bagian dari program Kemitraan Media Perubahan Iklim atau Climate Change Media Partnership (CCMP) yang diselenggarakan The Earth Journalism Network (EJN), a project of Internews, dan The Stanley Center for Peace and Security.
Acara tersebut akan digelar selama dua pekan. Mereka akan menghadiri dan melaporkan perkembangan COP26, mulai dari 4 November hingga 12 November 2021.
Rochimawati mengaku, kesempatan ini amat berharga untuk lebih mendalami isu perubahan iklim. Dan perhelatan kali ini pun disebut bisa jadi akan berbeda karena pandemi dan maraknya bencana yang terjadi di banyak negara.
“Senang sekali mendapat kesempatan ini. Pastinya butuh kesiapan ekstra karena masih dalam kondisi pandemi. Isu pandemi, krisis iklim dan berbagai bencana akhir-akhir ini yang terjadi tentunya akan menjadi perhatian dan isu kencang yang dihembuskan perwakilan negara-negara yang menghadiri COP26, pegiat iklim dan jurnalis yang meliput,” kata Ochi, Jumat, 24 Septmber 2021.
Dia mengatakan, agar fokus pada isu-isu prioritas, para penerima beasiswa ini akan berpartisipasi dalam kegiatan orientasi, wawancara dengan para pejabat tingkat tinggi, serta berinteraksi dalam panel-panel diskusi selama COP26.
Mereka juga mendapat dukungan dan bimbingan dari empat jurnalis iklim berpengalaman yang berafiliasi dengan jaringan global EJN seperti Fermin Koop (Argentina), Joydeep Gupta (India), Imelda Abaño (Filipina) dan Mildred Mulenga (Zambia). Diharapkan mendapatkan pelaporan yang berkualitas tentang perkembangan di COP.
Sebagai informasi, COP26 merupakan momentum penting dalam perhelatan global dalam perjuangan memerangi perubahan iklim. Ini akan menjadi COP pertama yang diadakan setelah aturan Perjanjian Paris 2015 diberlakukan untuk memberikan kesempatan pada negara-negara di dunia untuk meninjau kembali komitmen dan memperkuat ambisi global untuk menekan emisi gas karbon.
Konferensi ini juga penting untuk menindaklanjuti rilis laporan Penilaian ke-6 Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim atau Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) baru-baru ini.
Terkait dengan perubahan iklim dan pandemi COVID-19 yang membawa pengaruh global. Dua hal akan menjadi isu menarik yang akan dihadiri perwakilan dari 200 lebih negara-negara di dunia.
Devon Terrill, Pejabat Program Jurnalisme dan Media untuk Stanley Center mengatakan, jurnalis perlu berada di perhelatan ini untuk melaporkan perkembangan pentingi dan meminta pertanggungjawaban delegasi negara mereka.
“Setelah penundaan selama satu tahun, negosiasi di COP26 dan komitmen yang dibuat di sana menjadi semakin penting,” kata Devon.
Sementara di tengah suasana pandemi, Pemerintah Inggris telah melakukan upaya untuk menyelenggarakan COP26 inklusif dan dapat diakses oleh delegasi dari setiap negara.
Direktur Eksekutif EJN James Fahn menambahkan, pandemi telah menghambat akses dan kemampuan jurnalis untuk meliput peningkatan dampak perubahan iklim dan upaya mengatasi krisis iklim. Sehingga perhelatan COP kali ini menjadi sangat penting bagi jurnalis.
“Kami senang dapat mengatur kesempatan ini untuk para jurnalis iklim berbakat dari 15 negara untuk melakukan perjalanan ke Glasgow dan meliput COP penting secara langsung,” ujarnya.
Diinformasikan, EJN bersama Panos London dan Institut Internasional untuk Lingkungan dan Pembangunan (IIED), membentuk CCMP pada tahun 2007 untuk memungkinkan jurnalis negara berkembang menghadiri dan melaporkan dari KTT iklim tahunan PBB.
Sejak diluncurkan pada tahun 2007, CCMP telah mendukung lebih dari 350 jurnalis dari negara berkembang untuk melaporkan lokasi pada KTT iklim tahunan PBB. Ini adalah ketiga kalinya EJN dan Stanley Center bekerja sama dalam program fellowship CCMP.
20 jurnalis yang berpartisipasi dalam program beasiswa CCMP 2021 dipilih dari panggilan terbuka global dari 400 jurnalis pendaftar dari berbagai negara.
Berikut nama-nama peraih beasiswa
1. Albert Oppong-Ansah, Kantor Berita Ghana (Ghana)
2. Daniel Kaburu, K24 TV (Kenya)
3. Isaac Anyaogu, BusinessDay Media Ltd (Nigeria)
4. Elfredah Kevin-Alerechi, Peoples Gazette (Nigeria)
5. Aïda Delpuech, Inkyfada (Tunisia)
6. Shamsuddin Illius, Standar Bisnis (Bangladesh)
7. Disha Shetty, Pengawasan Kebijakan Kesehatan (India)
8. Rishika Pardikar, Kawat (India)
9. Sibi Arasu, Livemint (India)
10. Yunanto Wiji Utomo, Kompas.com (Indonesia)
11. Baktygul Chynybaeva, Azattyk Media (Kyrgyzstan)
12. Zhai Yun (Nat) Tan, The Edge Malaysia (Malaysia)
13. Mukesh Pokhrel, Himal Media (Nepal)
14. Muhammad Daud Khan, Radio Pakhtunkhwa (Pakistan)
15. Patricia Marie Robles, Rappler (Filipina)
16. Gaea Katreena Cabico, Philstar.com (Filipina)
17. Anastasiia Zagoruichyk, Ekonomichna Pravda (Ukraina)
18. Adriana Souza, CNN Brasil (Brasil)
19. Jéssica Maes, Folha de S.Paulo (Brasil)
20. María Mónica Monsalve Sanchez, El Espectador (Kolombia)
