Novel Baswedan Ungkap Daftar 19 Pegawai KPK yang Akunnya Diretas

Penyidik KPK Novel Baswedan
Sumber :
  • VIVA/Edwin Firdaus

VIVA – Novel Baswedan membeberkan daftar 19 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang gagal dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) akunnya diretas. Hal itu disampaikannya lewat akun Twitter resminya pada Selasa siang, 28 September 2021.

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

"Kemarin sekitar 19 org kawan2 dari 57 yg disingkirkan dari KPK dgn alat TWK, HP nya diserang / diretas," ujar Novel dikutip Rabu 29 september 2021.

Dari beberapa nama yang disebutkan, mereka mengalami peretasan atau hack di akun Telegram, WhastApp hingga akun Gmail. Tanggal kejadian peretasan disebutkan pada 27 dan 28 September 2021.

Bambang Pamungkas Bingung Akun X Bisa Dibajak 'Kucing'

"Semakin jelas pihak-pihak yang terlibat untuk agenda jahat ini," tulis Novel.

Tak Tuntut Polisi Usut Peretasan Akun Instagram-nya, Mahfud MD Bilang "Kayaknya Orang Mainan"

Informasi ini disampaikan Novel sebelum pengumuman Kapolri yang ingin merekrut pegawai KPK tak lolos TWK untuk menjadi ASN Polri pada Selasa malam 28 September 2021. 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat itu mengatakan mau mengangkat 56 pegawai KPK yang tidak lolos TWK menjadi anak buahnya. Diketahui, pegawai KPK yang tak lolos tersebut resmi dipecat pertanggal 30 September 2021.

"Kami sudah berkirim surat kepada Pak presiden untuk memohon terhadap 56 orang yang melaksanakan tes TWK yang tidak lolos di tes dan tak dilantik ASN KPK untuk bisa kita tarik kemudian dan rekrut jadi ASN Polri," ujar Listyo usai memantau gladi bersih pembukaan PON di Papua, Selasa malam, 28 September 2021.

Mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan bahwa Presiden Jokowi sudah memberikan jawaban atas surat penarikan pegawai KPK yang tak lolos TWK ke tubuh Polri. Listyo sebut Jokowi setuju dengan usulnya.

"Prinsipnya beliau setuju 56 orang pegawai KPK tersebut untuk menjadi ASN polri. Tentunya kami diminta berkoordinasi dengan MenpanRB dan BKN. Oleh karena itu, proses sedang berlangsung dan mekanismenya seperti apa saat ini sedang didiskusikan," kata Listyo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya