Sopir Bus di Jabar Dilatih Perketat Prokes Tekan Risiko Antarpenumpang

Sebanyak 30 sopir bus antardaerah dari perusahaan otobus se-Jawa Barat dilatih menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dalam pelayanan transportasi untuk mencegah COVID-19 antarpenumpang, Jumat, 1 Oktober 2021.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – PT Jasa Raharja membekali para sopir bus antardaerah dari Perusahaan Otobus (PO) se-Jawa Barat dalam menerapkan protokol kesehatan COVID-19 untuk pelayanan transportasi dan menekan risiko penularan COVID-19 antarpenumpang. 

Sopir Bus MGI yang Cekcok di Tol Bocimi dan Ngaku Anak Tentara Dinonaktifkan

Pada tahap awal, Jasa Raharja membina 30 pengemudi bus sekaligus memberi pelatihan meningkatkan kualitas keamanan, mengurangi risiko kecelakaan pada level angkutan antarkota maupun provinsi.

Kepala Jasa Raharja Cabang Utama Jawa Barat Hendri Afrizal menjelaskan, pembinaan pada masa pandemi bagi sopir sangat dibutuhkan untuk penyesuaian. Selain kepatuhan penerapan protokol kesehatan, kasus kecelakaan lalu lintas terjadi cukup banyak setiap tahun, baik kasus ringan hingga berat.

Viral! Sopir Bus MGI Cekcok dengan Pengemudi Mobil di Tol Bocimi: Bapak Gua Tentara

"Menurut data kepolisian, terdapat beberapa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. Faktor manusia menjadi salah satu faktor paling dominan penyebab terjadinya kecelakaan. Pengemudi kendaraan masih menjadi penyebab utama dari berbagai macam kecelakaan lalu lintas yang terjadi," ujar Hendri dalam keterangan persnya, Jumat, 1 Oktober 2021.

Pembinaan penyesuaian pada masa pandemi, katanya, diproyeksikan secara rutin agar meningkatkan kualitas layanan angkutan lebih terukur.

5 Efek Samping Kol Goreng Bagi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai, Bisa Memicu Kanker

"Memberikan edukasi kepada para pengemudi angkutan umum mengenai pentingnya keselamatan berlalu lintas sehingga dapat menekan angka kecelakaan Ialu lintas dan diharapkan para peserta yang pada saat ini berkesempatan mengikuti kegiatan ini menjadi contoh atau teladan terhadap para pengemudi lainnya," ujarnya.

Selain dapat pembinaan, sopir angkutan dapat berdiskusi langsung dengan narasumber mengenai masalah atau hambatan dalam pelaksanaan implementasi tertib berlalu lintas sehingga dapat diberikan jalan keluarnya atau sekurang-kurangnya dapat menjadi bahan masukan yang berguna bagi upaya perbaikan pada masa yang akan datang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya