Terungkap Alasan Anak Jenderal Ahmad Yani Membisu Selama 4 Tahun

2 Anak Jenderal Ahmad Yani saat ziarah ke taman makam pahlawan
Sumber :
  • VIVA / Willibodus (Jakarta)

VIVA – Salah satu putra Jenderal Ahmad Yani, Irawan Sura Eddy sempat membisu selama empat tahun setelah kejadian penembakan Jenderal Ahmad Yani di rumah yang terletak di Jalan Lembang Nomor D 58, Menteng, Jakarta Pusat itu menjadi saksi bisu kekejaman dini hari 1 Oktober 1965, pukul 04.35 WIB.

Menurut Untung Mufreni Ahmad Yani, Eddy yang kala itu masih berusia 7 tahun ketakutan karena dialah yang membangunkan Ahmad Yani hingga ditembak. Setelah kejadian itu, Eddy merasa dia yang menjadi penyebab pembunuhan terhadap Jenderal Ahmad Yani.

"Dia (Eddy) ini baru bicara empat tahun kemudian, baru dia bisa ngomong cerita apa yg dia lihat. Kalau sama kita dia cerita, tapi sama orang lain enggak bisa dia," kata Untung, seperti dikutip dari kanal YouTube VDVC talk, Kamis 7 Oktober 2021.

Sinopsis Film Kupu-Kupu Kertas, Kisah Cinta Amanda Manopo Terhalang Konflik NU dan PKI

Putra Jenderal Ahmad Yani saat mengisahkan peristiwa penembakan saat G30S PKI.

Photo :
  • VIVA/Willibrodus

Ditambahkan Eddy, bahwa dirinya ketakutan dan membisu karena ada pertanyaan dari salah satu wartawan yang meliput rekonstruksi kejadian di rumah mereka. Pertanyaan wartawan tersebut kemudian menyudutkan Eddy hingga tak bisa berbicara lagi.

Ambil Peran di Film Bertema Sejarah, Amanda Manopo Rasakan Jadi Anak Anggota PKI

"Itu ada trauma waktu setelah kejadian ada rekonstruksi. Pagi itu memang banyak sekali wartawan yang meliput reka ulang kejadiannya. Salah satu di antara mereka itu ada yang bilang bigini, bagaimana perasaan adik waktu membangunkan bapak untuk ditembak? Itu bikin saya enggak enak selama itu," ujar Eddy menambahkan.

"Jadi pertanyaan seolah-seolah saya yang paling berdosa, karena membangunkan bapak untuk ditembak. Itu membuat saya enggak mau lagi bicara-bicara lagi seperti itu," sambungnya.

Pertanyaan wartawan itu akhirnya membuat Eddy yang masih kecil ketakutan, bahkan mengalami trauma masa kecil yang panjang.

"Jadi beban gitu, karena waktu itu kita kan belum ada yang dewasa ya. Kecuali mbak Emy sama Yuli yang sudah agak dewasa, yang lainnya masih kecil," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya