- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Nama Ketua NU Jawa Timur Marzuki Mustamar masuk dalam bursa calon ketua umum NU berdasarkan hasil survei Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) yang dirilis beberapa hari lalu. Bahkan, namanya tampil teratas berdasarkan tingkat keterpilihan, mengalahkan nama petahana Said Aqil Siroj.
Lantas bagaiman respons Marzuki Mustamar terkait hasil survei Indostrategic itu?
"Kalau masyayikh (para ulama terkemuka) menghendaki saya jadi ketua ranting saya siap; masyayikh menghendaki jadi ketua TPQ saya siap; masyayikh menghendaki saya, 'Marzuki sampean istirahat', ngajar pondok yang serius untuk mengkader para ulama, saya juga siap. Saya sebagai kader NU, senantiasa siap kalau memang itu [mencalonkan sebagai ketua umum NU] diinginkan masyayikh," kata Marzuki kepada wartawan pada Senin, 11 Oktober 2021.
Pada prinsipnya, kata Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang, itu, dia siap ditempatkan di tingkat apa pun dalam mengabdi di NU. Bahkan bila aktif di badan otonom juga tak masalah. “Yang penting kami itu khidmah, khidmah, dan khidmah--itu saja."
Petuah masyayikh
Bagi Marzuki, petuah masyayikh atau para kiai sepuh penting karena perintah mereka sudah tentu berdasarkan pertimbangan yang sangat matang dan demi kebaikan NU. “Saya yakin kiai-kiai enggak akan mengecewakan warga NU, dan juga enggak akan membuat keputusan yang bisa membuat NU menjadi gonjang-ganjing," katanya.
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar.
- VIVA/Nur Faishal
Lembaga survei Indostrategic sebelumnya merilis nama-nama yang bakal muncul sebagai calon ketua umum NU yang akan dipilih pada Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 23-25 Desember 2021. Berdasarkan tingkat keterpilihan, survei itu menempatkan nama Marzuki Mustamar menempati posisi teratas dengan perolehan 24,7 persen.
Di bawah Marzuki, ada nama mantan ketua NU Jawa Timur yang kini menjadi Ketua Umum MUI Jawa Timur, Hasan Mutawakkil Alallah, dengan perolehan 22,2 persen. Nama petahana Said Aqil Siroj, menurut survei Indostrategic, jutru berada di posisi ketiga dengan perolehan 14,8 persen. Di bawah ketiganya ada intelektual NU Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, Katib Aam NU Yahya Cholil Staquf, Marsudi Syuhud, dan beberapa nama lainnya.
