Viral Video Tiga Pria Bawa Bendera NII

Tiga pria tak dikenal yang tampil dalam video memuat pesan-pesan dan atribut bendera Negara Islam Indonesia (NII) viral di media sosial dan kejadian itu diduga dibuat Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Sumber :
  • VIVA/Diki Hidayat

VIVA – Belum usai penanganan kasus baiat anak di bawah umur oleh kelompok Negara Islam Indonesia (NII) di Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kini muncul video tiga orang pembawa bendera diduga bendera organisasi Negara Islam Indonesia (NII) di media sosial.

Sopir Bus yang Ajak Makan 30 Penumpang di Rumah Mertuanya saat Lebaran dapat Rp100 Juta

Dalam video berdurasi 2 menit 23 detik yang diunggah akun YouTube perkesit82, tampak tiga orang dan salah satu di antara mereka membawa bendera mirip bendera NII dan mengenaiak kaus oblong dengan gambar serupa. Dalam video itu juga salah satunya mengeluarkan pernyataan.

"Kepada seluruh dunia internasional, dengan atas nama PBB, untuk segera memasuki Negara Islam Indonesia, silakan, welcome, welcome," katanya.

Heboh Warga Dubai Asyik Main Jet Ski saat Kebanjiran, Warganet: Baru Mau Kirim Mi Instan

"Kepada yang terhormat PBB, Gedung Putih Amerika Serikat, welcome, silahkan masuk memasuki Negara Islam Indonesia Madinah, Indonesia Madani."

Tampilan tangkapan layar video yang memuat tiga orang dengan atribut bendera Neg

Photo :
  • VIVA/Diki Hidayat
Sandiaga Uno Puji Karung Penyelamat Motor di Turunan Maut, Reaksi Netizen di Luar Dugaan

Selanjutnya pria pembawa bendera menyatakan bahwa Imam SM Kartosuwirjo merupakan khalifah dunia, Drs Sensen Komara sebagai Panglima Jenderal DI-TII NII dan si pembawa bendera memperkenalkan diri dan dua temannya sebagai tiga jendral DI-TII NII.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut Wahyudijaya mengatakan bahwa rekamna video itu, berdasarkan penelusuran, dibuat tahun 2019 di Kecamatan Pasirwangi Garut. Saat itu Sensen Komara, yang mengaku sebagai Presiden NII, masih hidup. "Hanya saja saya heran kenapa video itu muncul, tatkala rame persoalan baiat di Kelurahan Sukamentri," ujarnya, Rabu, 13 Oktober 2021.

Wahyudijaya merasa curiga bahwa munculnya video itu sebagai upaya untuk mengalihkan isu, atau kedua kasus memiliki keterkaitan. Dia mengamati ada perbedaan antara video yang menampilkan anak dibaiat dengan video pernyataan itu. "Pembawa atribut dalam video cenderung faksi NII Filah dan kasus bait cenderung faksi NII Fisabilillah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya