Wujudkan Jakarta Lebih Bersih, Pemprov DKI Ajak Warga Sadar Sampah

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terapkan gerakan Jakarta Sadar Sampah
Sumber :
  • Pemprov DKI Jakarta

VIVA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terapkan gerakan Jakarta Sadar Sampah guna mewujudkan Jakarta yang lebih bersih dan hijau lewat kesadaran untuk menanggulangi dan memanfaatkan sampah secara lebih baik. Jakarta Sadar Sampah mengajak semua pihak untuk bekerja sama dan turut terlibat melalui tiga aksi nyata yaitu mengurangi, memilah, dan mengolah sampah. 

Pemulung Jadi Ujung Tombak Pengumpulan Sampah, IPI: Banyak yang Belum Mengapresiasi Mereka

Jumlah bank sampah yang berada di DKI Jakarta sudah ada 3.015 unit. Untuk jumlah sampah yang terkelola oleh bank sampah rata-rata selama 7 bulan di 2021 mencapai 654,430.76 kg/bulan.

Rencana pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) sebagai bentuk revitalisasi Taman Tebet, Jakarta Selatan dibangun untuk tempat pengelolaan sampah yang tidak akan menambah polusi di Ibu Kota. FPSA Mikro Tebet ini menggunakan teknologi ramah lingkungan yaitu Hydrodrive yang mampu mengurangi residu sampah hingga tersisa hanya 10 persen dan efisien dari segi operasional. 

Bea Cukai Terbitkan Izin Kawasan Berikat untuk Dyeing Manufaktur

Teknologi yang diusung pada fasilitas ini memastikan kenyamanan, kebersihan, dan kesehatan masyarakat sekitar serta memitigasi risiko bau, asap, bising, dan banjir. Fasilitas dengan luas 5.000 m2 memiliki fasilitas pendukung seperti recycle center, pemusnah sampah residu, pengolahan Fly Ash Bottom Ash untuk material bangunan, Biodigester, Education center, dan ruang interaksi publik. 

Hal ini telah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup sejak April 2021 sebagai pendekatan kepada warga dengan melakukan sosialisasi public tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) melalui kelurahan setempat atau media massa, dan melakukan pendekatan dengan pihak-pihak yang berbeda pendapat. 

Cegah Kekerasan di Ponpes, Kemenag Bakal Libatkan Ormas dalam Melakukan Pengawasan

Uji coba pemilahan dan pengangkutan sampah terjadwal dari rumah sudah dilaksanakan di 147 RW Percontohan. Pengangkutan terjadwal ini ditentukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sesuai jenisnya. Untuk Apartemen Gateway masih dalam proses sosialisasi pada awal September 2021. 

Pemilahan sampah yang sudah dilakukan oleh perkantoran sudah ada 22 kantor. Pemilahan sudah dilakukan berdasarkan wadah yang disiapkan. Kemudian akan ada pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup. Dan setiap perkantoran memiliki sistem Pengelolaan Kawasan Mandiri. 

Salah satu metode penanganan sampah organik yaitu menggunakan proses biokonversi dengan bantuan Maggot atau Black Soldier Fly (BSF). Hingga saat ini pembangunan biokonversi Maggot BSF terus diupayakan, jumlah maggot yang sudah terbangun hingga Juli 2021 ada 226 unit dan mampu mereduksi sampah organik sampai Juli 2021 mencapai 69.532,91 kg/bulan. Untuk target tahun ini akan membangun 66 rumah maggot yang tersebar di seluruh DKI Jakarta termasuk Kepulauan Seribu. 

Pengelolaan sampah yang dilakukan di Kepulauan Seribu mengikuti pedoman yang digariskan Kebijakan Strategi Daerah (Jakstrada). Dibagi menjadi 2 kegiatan besar yaitu pengurangan dan penanganan. Pengurangan melibatkan partisipasi warga yang diatur dalam Pergub Nomor 77 Tahun 2020. 

Misalnya di Pulau Untung Jawa, kita sudah melakukan pengelolaan sampah sesuai dengan Pergub Nomor 77 Tahun 2020. Di sana sudah terdapat ember yang disiapkan untuk sampah organik di lingkungan warga. Kemudian ada tiga karung untuk limbah seperti kertas dan logam yang memiliki nilai jual yang nantinya akan dibawa ke bank sampah. Dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam pengelolaan sampah, maka Kepulauan Seribu berharap bisa menjadikan “Pulauku Nol Sampah”. 

Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Antara/Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter merupakan salah satu strategi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam rangka membangun sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. ITF akan dibangun di Sunter, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, yang mampu mengolah sampah sebesar 2.200 ton per hari dan mengubah sampah menjadi 35 MWh. 

Pembangunan ITF Sunter saat ini dilakukan dengan mekanisme penugasan kepada BUMD PT Jakarta Propertindo (Perseroda) melalui Pergub Nomor 33/2018 dimana penugasan ini yang bertujuan agar PT Jakpro menyelenggarakan ITF Sunter mulai dari pembangunan hingga operasional. Saat ini PT Jakpro sedang melakukan berbagai proses persiapan pembangunan, yang salah satunya adalah proses pendanaan. Pada masa operasional ITF Sunter, diharapkan dapat mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang secara signifikan. Selain itu, diharapkan dengan pembangunan ITF Sunter dapat tercipta pembangunan lapangan kerja.

Pengolahan sampah ini dilakukan dengan teknologi waste to energy yang dilengkapi dengan berbagai instrument pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan ramah lingkungan. Waste to energy merupakan salah satu teknologi pengolahan sampah yang sudah terbukti efektivitasnya dan diterapkan di berbagai negara. 

Teknologi waste to energy merupakan salah satu alat pemusnah sampah yang dilakukan dengan proses thermal yang aman bagi lingkungan, pengoperasiannya mudah dan aman, karena keluaran emisi yang dihasilkan harus sesuai dengan baku mutu yang berlaku. Sudah terpasang kurang lebih 2.000 teknologi waste to energy di berbagai negara yang membuktikannya sebagai teknologi yang mampu mengolah sampah dengan efektif dan efisien.

Pembangunan ITF Sunter dalam Mendukung Pencapaian SDGs
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah serangkaian 17 tujuan yang terintegrasi dan saling terkait untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet ini dan memastikan bahwa umat manusia menikmati perdamaian dan kemakmuran pada tahun 2030.

Pembangunan Waste to Energy mendukung pencapaian tujuan SDG nomor 11 tentang Sustainable Cities and Communities yang kemudian juga mendukung SDG No 7, 3, 13, hingga lainnya. 

Manfaat yang dapat diambil dari pembangunan ITF:
1. Penyediaan sistem pengelolaan sampah yang bersih
2. Mengurangi pembuangan sampah ke landfill sehingga berpengaruh pada pengurangan pencemaran lingkungan
3. Mengadopsi teknologi waste-to-energy, yang menjadi salah satu alternatif penyediaan energi sehingga tercipta keadilan energi
4. Mengurangi efek gas rumah kaca sehingga berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim
5. Penyerapan tenaga kerja sehingga mampu memberikan peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan manusia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya