Integrasi Transportasi, Jakarta Setara dengan Kota-kota Maju di Dunia

Transportasi umum MRT di Jakarta.
Sumber :

VIVA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian BUMN dalam menghadirkan sistem transportasi publik yang terintegrasi di wilayah Jabodetabek. 

Beda dengan Daerah Lain, Driver Ojol di Bali Mesti Wajib Bisa Bahasa Asing

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kolaborasi yang dikerjakan dengan baik sampai tuntas, akan menghasilkan manfaat bagi masyarakat. Anies menilai kolaborasi memang terlihat sederhana, namun istilah itu merupakan kunci keberhasilan dalam menata Ibu Kota. 

“Ini semua akan bisa makin membuat Jakarta, Jabodetabek, setara dengan kota-kota maju dunia lainnya,” ungkap Anies.

6 Orang Hilang usai Runtuhnya Jembatan Baltimore Diduga Tewas, Pencarian Dihentikan

Anies menambahkan, tanpa adanya kolaborasi, tidak akan muncul nama-nama perusahaan patungan (joint venture) antara BUMN dengan BUMD seperti PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) dan PT JakLingko

Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengatakan, kehadiran transportasi massal merupakan suatu kewajiban yang harus disediakan pemerintah daerah maupun pusat untuk kepentingan masyarakat. Apalagi wilayah Jabodetabek merupakan aglomerasi yang besar, sehingga tidak mungkin membiarkan Jakarta menata transportasi umum sendirian. 

Cuaca Ekstrem Diprediksi Terjadi Selama Mudik Lebaran 2024, BMKG Minta Warga Waspada

“Itu dapat dilaksanakan dengan adanya titik-titik Transit Oriented Development  (TOD). Itu dilaksanakan kompak oleh kita bersama (Pemprov DKI, Kemenhub, dan Kementerian BUMN),” kata Budi. 

Sedangkan Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kolaborasi yang baik dengan Pemprov DKI dan Kemenhub dapat membuktikan kepada dunia, bahwa Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia dapat bangkit dan tertata dengan baik. Kolaborasi yang dilakukan untuk menghubungkan transportasi di wilayah Jabodetabek ini juga bisa mematahkan stigma banyak orang. 

“Ini juga membuktikan bahwa persepsi yang sekarang digalang di banyak negara bahwa kita Indonesia terpuruk, Jakarta terpuruk, kita jawab dengan bekerja, tidak dengan omongan,” ujarnya.

Pemprov DKI Jakarta terus mendorong sistem integrasi transportasi Jabodetabek. Beberapa hal dilakukan mulai dari penataan stasiun, sistem tiket terkoneksi, hingga pembangunan jembatan penghubung di Dukuh Atas. 

“Inilah yang kami haturkan kepada warga Ibu Kota dan sekitarnya bahwa transportasi umum di Jakarta makin hari makin terintegrasi. Bisa pergi dari mana saja, ke mana saja, menggunakan satu sistem,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Penataan stasiun dilakukan demi memudahkan masyarakat berpindah antarmoda, seperti KRL Commuter Line, MRT Jakarta, LRT Jabodetabek, Transjarta dan lainnya. Penataan stasiun ini merupakan proyek lanjutan dari Juni 2020. 

“Tahun lalu kita meresmikan Stasiun Tanah Abang dan ketika sudah jadi, banyak yang melihat wajahnya berubah sekarang kalau turun dari kereta api (kereta rel listrik Commuter Line),” kata Anies. 

Menurut Anies, penataan stasiun ini merupakan cikal bakal terbentuknya kawasan Transit Oriented Development (TOD). Konsep ini mengedepankan penggunaan transportasi publik, dibanding kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor. Dari private vehicle oriented development, menjadi transit oriented development.

Sementara itu Pemprov DKI Jakarta juga terus berupaya mengakselerasi penataan stasiun di Ibu Kota dengan membuat perusahaan patungan (joint venture), PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ). 

Direktur Utama PT MITJ Tuhiyat menjelaskan, penataan kawasan stasiun tahap 2 meliputi Stasiun Tebet, Stasiun Palmerah, Stasiun Manggarai, Stasiun Gondangdia, dan Stasiun Jakarta Kota. Untuk penataan Stasiun Gondangdia dan Stasiun Manggarai bakal rampung tahun ini. 

“Progres penyelesaian pembangunan fisik tiga stasiun lainnya adalah Manggarai mencapai 95 persen, Stasiun Gondangdia 69 persen. Keduanya ditargetkan selesai tahun ini, sedangkan Stasiun Jakarta Kota ditargetkan selesai tahun 2022,” ujar Tuhiyat. 

Selain penataan Stasiun Tebet dan Palmerah serta Integrasi Transportasi Jabodetabek, Pemprov DKI Jakarta juga mencanangkan pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM). Konsep JPM bertajuk “Serambi Temu Dukuh Atas” ini ditargetkan akan rampung pada Juni 2022, seiring dengan rencana beroperasinya LRT Jabodetabek. 

Proyek itu dikerjakan untuk menghubungkan Stasiun LRT Jabodetabek Dukuh Atas, Stasiun Sudirman dan Kawasan TOD Dukuh Atas. Proyek pembangunan ini tidak membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan Belanjan Daerah (APBD), melainkan menggunakan creative financing

Selanjutnya, Anies juga melakukan soft launching sistem ticketing dan SuperApp JakLingko. Integrasi sistem pembayaran menjadi langkah pertama dalam pelaksanaan integrasi transportasi di DKI Jakarta. 
Pada fase pertama akan diluncurkan pembayaran berbasis QR Code yang terintegrasi melalui JakLingko Smart Apps, juga hadir JakLingko tiket dalam bentuk kartu. Di JakLingko Smart Apps akan terdapat fitur untuk memilih titik keberangkatan dan titik tujuan. Dari dua titik ini akan diberi rekomendasi transportasi yang tersedia. 

Setelah muncul rekomendasi moda transportasi yang akan digunakan, disusul kemudian akan muncul rincian biaya serta estimasi kedatangan dan ketibaan di tempat tujuan. Dari pilihan yang disajikan, pengguna akan bisa memilih moda transportasi yang akan digunakan. Setelah itu akan muncul QR Code yang bisa dipakai untuk pembayaran semua moda transportasi yang dipilih. 

Kemudian di fase kedua triwulan ke-I tahun 2022 akan dimulai penerapan Mobility as a Services. Untuk itu akan dilakukan pengembangan mobilitas sebagai aplikasi layanan dengan integrasi operator angkutan umum, juga dilanjutkan dengan angkutan online eksternal. 

Kemudian di triwulan ke-III tahun 2022 akan diimplementasikan Account Based Ticketing, yakni transformasi dari arsitektur yang berpusat pada kartu, menjadi arsitektur berbasis akun. 

Dengan implementasi tiket berbasis akun, pengguna akan lebih mudah menggabungkan semua saldonya. Melalui tiket berbasis akun ini akan diperoleh profil pengguna. Nantinya, profil pengguna tersebut akan menjadi penentu tarif khusus untuk beberapa pengguna seperti lansia, pelajar ataupun turis dan masih banyak lagi. 

Konsep ini dinilai Anies telah diterapkan di sejumlah kota modern di berbagai negara maju dunia. Kebijakan ini semua diyakini dapat menjadikan Jakarta sebagai kota yang setara dengan kota-kota maju di dunia lainnya. 

“Mudah-mudahan ikhtiar kami ‘Maju Kotanya, Bahagia Warganya’, itu benar-benar bisa tercapai,” tutup Anies.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya