Halim Iskandar: Pesantren dan Santri Penyangga Kualitas SDM Desa

Mendes PDDT Abdul Halim Iskandar
Sumber :
  • Twitter @halimiskandarnu

VIVA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDDT) Abdul Halim Iskandar menyampaikan pesantren dan santri punya peranan besar dalam menggerakkan ekonomi desa. Menurut dia, pesantren yang sebagian besar berada di desa punya arti penting secara spiritual, sosial.

Asia Business Council, Menko Airlangga Yakinkan Komitmen Indonesia Mempercepat Pembangunan Ekonomi

“Secara kultural pesantren dan desa seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Sebagian besar pesantren-pesantren berada di tengah-tengah desa," kata Halim, dalam keterangannya, Jumat, 22 Oktober 2021.

Dia menilai secara sosial dan spritual, kiai pesantren jadi rujukan utama warga desa saat membutuhkan pandangan. Pun, saat ini, pesantren dianggapnya punya peranan menggerak ekonomi desa.

Asia Business Council 2024, Menko Airlangga Kasih Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia

Halim mengatakan, secara spiritual, pesantren juga jadi pusat kegiatan keagamaan. Sementara, makna sosial pesantren melahirkan tokoh-tokoh agama yang berperan penting di tengah masyarakat

“Kalau mau jujur harus diakui jika salah satu kunci kemajuan desa terletak pada peran aktif kiai maupun santri yang bisa bersinergi dengan masyarakat desa," lanjut eks Ketua DPRD Jawa Timur itu.

Soal Konflik Israel-Iran, Airlangga Cermati Dampak ke Sektor Logistik Minyak Mentah Dunia

Mendes PDDT Abdul Halim Iskandar

Photo :
  • Kemendes PDDT

Kemudian, ia menekankan, mulai dekade 1970-an, pesantren jadi pusat inovasi pertanian desa. Ia bilang, saat itu, pesantren bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat bergerak dalam pembangunan desa. Lalu, pesantren kerap jadi tempat yang melahirkan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. 

“Saat itu kerja sama pesantren, dan LSM dalam pembangunan desa bisa menghasilkan berbagai produk pertanian berkualitas mulai dari varietas bibit terbaru, tata cara bercocok tanam mutakhir," ujar Halim.

Menurut dia, warga desa biasanya tak begitu saja mudah menerima perubahan. Tapi, dengan inovasi baru tersebut yang mula-mula diterapkan di pesantren menjadi pembeda. Sebab, dengan alasan bisa meningkatkan hasil panen maka perlahan inovasi tersebut diterima warga desa. 

“Kami berharap pola-pola tersebut bisa kembali diterapkan dalam arti pesantren menjadi pusat inovasi kemajuan desa,” tutur politikus PKB itu. 

Lebih lanjut, Halim menyampaikan rujukan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018 dengan 28.961 pesantren tersebar di 14.020 desa. Menurutnya, pesantren-pesantren ini berpotensi menggerakan sektor ekonomi desa. 

Ia menerangkan demikian karena setiap pesantren memiliki lahan yang diolah para santri. Bahkan, tak jarang warga desa juga turut menggarap lahan-lahan pesantren. Bahkan, menurutnya hasil garapan yang lebih juga dijual ke pasar lokal.

“Ini pasti, sekitar pesantren pasti tumbuh subur usaha-usaha masyarakat, mulai dari penjual makanan, pakaian, alat tulis, kitab, dan semacamnya, semuanya untuk kebutuhan santri," sebut Halim.

Dia meyakini, pesantren mendukung Sustainable Development Goals (SDG's) atau tujuan pembangunan berkelanjutan desa. Ia mengatakan pesantren dengan santri sebagai pendukung kualitas sumber daya manusia (SDM) desa.

"Dengan demikian, pesantren dan santri adalah penyangga kualitas SDM, menggerakkan ekonomi desa, pesantren menunjang dinamika kelembagaan desa dan menopang budaya desa," tutur Halim.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya