Logo BBC

Stagnasi Pendidikan Menyerang Anak-anak dari Ekonomi Rendah

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Tren stagnasi kemampuan akademik dasar (learning loss) terjadi akut pada anak-anak dari kelas ekonomi rendah dan yang tinggal di pedesaan selama pandemi, menurut sejumlah riset.

Meski begitu, kondisi ini diyakini tidak menimpa sebagian besar anak keluarga kelas menengah atas di perkotaan.

Jika tidak segera diatasi, para pakar khawatir ketimpangan pendidikan selama pandemi bakal melebarkan jurang antara si kaya dan si miskin pada masa depan.

Namun mengapa pembelajaran tatap muka di sekolah tidak dianggap solusi atas persoalan ini?

Ratusan kilometer dari Padang, Sumatera Barat, selama pandemi Covid-19, puluhan anak usia sekolah di Nagari Sisawah Kabupaten Sinjunjung, mendaki bukit dan masuk ke hutan untuk mencari sinyal. Mereka harus mencari sinyal internet sebelum akhirnya bisa mencari ilmu.

Dua modal utama wajib dimiliki seluruh murid di seluruh dunia saat proses belajar di sekolah berpindah ke rumah: gawai dan internet. Namun bagi anak-anak di kawasan pedalaman seperti Sisawah, dua benda tadi adalah kemewahan yang belum tentu mereka punyai.

"Di setiap jorong [dusun] ada tempat-tempat tertentu yang terlewati jaringan internet, biasanya di atas bukit atau di dalam rimba. Anak-anak pergi ke sana dari pagi buta, sore baru pulang," kata Felia Siska, akademisi di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Sumatera Barat.

Felia merupakan warga Nagari Sisawah. Dia lahir dan tumbuh dewasa di wilayah itu. Dia mulai merantau saat masuk ke bangku sekolah menengah atas. Hingga saat ini sekolah dengan jenjang tertinggi di desa itu adalah SMP.

Baru-baru ini Felia meriset proses belajar daring para murid sekolah di Sisawah. Dia menyimpulkan, kualitas pendidikan selama pandemi di desa itu rendah dan timpang dengan kualitas di kawasan yang ditunjang infrastruktur memadai.

Anak-anak yang mencari sinyal internet untuk belajar tadi adalah mereka yang merantau tapi pulang karena sekolah ditutup. Sedangkan para siswa di Sisawah tidak menjalani belajar daring.

Felia berkata, satu kali dalam seminggu mereka diminta datang ke sekolah untuk mengambil dan menyerahkan tugas. Pada hari lainnya, anak-anak itu dianjurkan belajar mandiri.

Namun Felia menyebut penyebab situasi itu bukan hanya ketiadaan gawai dan internet. Faktor orang tua dan wali murid juga memicu buruknya situasi belajar di sana.

"Bagi orang tua di pedesaan seperti Sisawah, urusan belajar itu tanggung jawab sekolah karena orang tua harus mencari uang. Menurut mereka itulah gunanya anak-anak disekolahkan," ujar Felia.