Gubernur Sumut Peringatkan Jangan Ganggu Proyek Bendungan Deli Serdang

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi berbicara kepada pers dalam kegiatan sosialisasi lahan untuk pembangunan bendungan Lau Simeme di Kabupaten Deli Serdang, Selasa, 2 November 2021.
Sumber :
  • VIVA/Putra Nasution

VIVA – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi memperingatkan masyarakat agar mendukung dan tidak mengganggu proyek pembangunan Bendungan Lau Simeme di Kecamatan Biru Biru, Kabupaten Deli Serdang, sehingga segera rampung dan dapat digunakan untuk kemakmuran masyarakat setempat.

Imbas Kematian Siswa Diduga Dianiaya, Kepala Sekolah SMKN 1 Nias Selatan Dibebastugaskan

Pengerjaan proyek strategis nasional yang bernilai Rp 1,7 triliun itu telah mencapai 60 persen, setelah menghadapi sejumlah kendala sebelum benar-benar dibangun pada tahun 2018 yang semestinya dimulai pada 2016.

"Hari ini, kita sudah sosialisasi. Masyarakat yang hadir di sini saya kira sudah mewakili. Jangan ada lagi setelah ini yang mengganggu. Saya lihat tidak ada yang hadir orang-orang yang selama ini kita ketahui mengaku-ngaku punya lahan," Edy saat berbicara kepada pers dalam kegiatan sosialisasi lahan untuk pembangunan bendungan Lau Simeme di Deli Serdang, Selasa, 2 November 2021.

PKS Siapkan Kader Terbaik di Pilkada Sumatera Utara, Siapa Orangnya?

Edy ingin proyek itu selesai paling lama akhir Desember 2022. Makin cepat pekerjaan Bendungan Lau Simeme selesai, katanya, rakyat Sumatera Utara, terutama masyarakat Kecamatan Biru Biru, akan segera menikmati dan merasakan manfaatnya. 

"Pelaksanaan proyek bilang 2023 baru bisa selesai, tapi saya ingin agar tahun depan [selesai], selambatnya di akhir Desember harus siap, supaya rakyat Sumut segera menikmati hasil pembangunan bendungan ini. Makanya butuh dukungan dan doa dari kita semua, dan saya janji, proyek Lau Simeme besar sekali manfaatnya bagi kita semua," katanya.  

Ajak Warga Sumut Sukseskan PON 2024, Usung Tagline 'Apa yang Kau Bisa Mainkan'

Jika bendungan Lau Simeme beroperasi, dia menjelaskan, maka dapat menampung 17 juta kubik air. Selain untuk kebutuhan air bersih mandi, cuci, kakus (MCK), bisa sebagai energi listrik dan irigasi untuk lahan pertanian masyarakat.

Sumatera Utara, katanya, kini kekurangan sedikitnya 4.000 liter per detik. Bendungan itu, kalau sudah jadi, sanggup menyuplai air bersih 3.000 liter per detik, sedangkan kekurangan sisanya akan disuplai dari sungai-sungai.

Selain untuk memenuhi sejumlah kebutuhan dasar itu, katanya, Bendungan Lau Simeme dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata, yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

"Jadi, kalau sudah sepakat kita menyukseskan bendungan ini, jangan ada lagi yang coba-coba mengganggu. Saya sudah bawa deking ini, Bapak Kapolda dan Pak Pangdam--nanti urusannya sama beliau-beliau ini," kata Edy, yang disambut tawa para audiens. 

Edy sempat menyebut bahwa rencana pembangunan Bendungan Lau Simeme dimulai sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada periode pertama. Waktu itu, katanya, telah direncanakan pembangunan tujuh bendungan di Sumatera Utara, namun sampai sekarang belum ada satu pun yang terwujud, kecuali Bendungan Lau Simeme yang masih dalam tahap pembangunan.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Meninjau Vaksinasi di USU

Photo :
  • Istimewa

"Progresnya saat ini udah 60 persen. Harusnya di 2016 sudah dikerjakan, namun dengan segala kendala yang ada (di lapangan), pada 2018 baru bisa berjalan," ujarnya. 

"Kita kalah jauh sama Pulau Jawa sana. Di Jawa Barat itu ada 10 bendungan yang terdaftar. Di Jawa Timur ada 11 bendungan. Jawa Tengah 35 [bendungan] jumlahnya. Nah, di Sumut akan dibangun tujuh, tak jadi-jadi; baru satu inilah mau berjalan," imbuhnya. 

Kepala Polda Sumatera Utara Irjen Pol Panca Simanjuntak, yang juga hadir dalam kesempatan itu, meminta Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Muspika Biru Biru untuk membentuk tim Satuan Tugas guna membuka saluran komunikasi bagi warga yang benar-benar terdampak pembangunan. 

"Dari pertanyaan yang diajukan masyarakat, saya melihat sebenarnya ada masalah komunikasi yang terputus selama ini. Apalagi ini sudah sejak 2016 direncanakan pembangunan. Harusnya tidak lagi ada sosialisasi seperti ini," katanya.

"Untuk itu saya minta dibentuk Satgas agar segala aspirasi dan keluhan atas proyek ini dapat dijawab oleh aparatur pemda. Dan, pada prinsipnya, kami siap membantu agar bendungan kita ini selesai seperti yang diinginkan Bapak Gubernur," katanya. 

Ia juga memperingatkan masyarakat agar tidak ada lagu yang mengklaim lahan, apalagi sampai menghambat pekerjaan bendungan. "Bagi pihak yang coba mengganggu soal ini, akan kami tindak tegas. Apalagi disampaikan lahan ini merupakan areal milik negara. Mari sama-sama kita sukseskan pembangunan di kampung kita ini, karena makin cepat selesai, masyarakat juga makin cepat menikmatinya," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya