Badan Riset Nuklir RI Buat Vaksin COVID-19 dari Kuning Telur Ayam

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam konferensi pers tentang laporan uji praklinis terhadap IgY yang digadang-gadang sebagai vaksin pasif COVID-19 di Bandung, Jawa Barat, Rabu, 3 November 2021.
Sumber :
  • VIVA/Adi Suparman

VIVA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset dan Teknologi Nuklir Terapan (PRTNT) - Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) berkolaborasi dengan Universitas Padjajaran (Unpad) dan PT Tekad Mandiri Citra (TMC) menyelesaikan uji praklinis terhadap IgY yang digadang-gadang sebagai vaksin pasif COVID-19.

Penyakit Menular Arbovirosis Jadi Ancaman Baru, Menkes Budi: Lakukan 5 Hal Ini untuk Menanganinya

Sumber data World Health Organization (WHO) per 2 November 2021 menyebutkan jumlah negara terdampak COVID-19 sebanyak 226 negara dan sebanyak 246 juta lebih orang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19. 

Untuk menekan pertambahan kasus COVID-19, pemerintah melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan pemberian vaksin dengan harapan dapat menciptakan kekebalan tubuh atau antibodi terhadap COVID-19.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Sebagai alternatif penanganan COVID-19, antibodi kuning telur ayam, IgY, merupakan antibodi spesifik yang dapat berikatan dengan virus dan mencegah menempelnya virus pada reseptor inang. IgY telah lama diteliti dan diaplikasikan pada diagnostik maupun terapi penyakit di hewan ternak dan juga manusia, bahkan IgY juga diketahui dapat menetralisasi virus SARS.

Kepala ORTN Agus Sumaryanto mengatakan, uji praklinis terhadap IgY merupakan keberhasilan para peneliti di lingkungan PRTNT bersama para mitranya dalam mencari solusi penanganan COVID-19. 

Menlu Iran soal Senjata Pemusnah Massal: Penggunaan Nuklir Hanya untuk Tujuan Damai

“Capaian ini juga menjadi bukti bahwa teknologi nuklir mempunyai peran dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat khususnya dalam penanganan covid-19,” kata Agus dalam konferensi pers yang digelar di PRTNT, Jl. Tamansari 71 Bandung, Rabu 3 November 2021.

Agus menambahkan, BRIN akan terus mendukung dan memfasilitasi berbagai penelitian khususnya di bidang kesehatan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Kolaborasi sesama peneliti dari dalam atau luar BRIN menjadi hal yang penting dalam mempercepat keberhasilan sebuah penelitian.

Peneliti PRTNT, Hendris Wongso menuturkan, kegiatan uji praklinis terhadap IgY sebagai kandidat vaksin pasif COVID-19 telah dimulai sejak september 2020. Unpad bersama PT. Tekad Mandiri Citra (TMC) telah berhasil memproduksi IgY spesifik sebagai antibodi COVID-19.

“IgY yang dihasilkan dalam telur ayam SAN (specific antibody negative) ini telah berhasil dimurnikan menggunakan metode kromatografi afinitas. Kemudian, IgY anti-COVID-19 ini juga telah terbukti dapat berinteraksi dengan antigen protein spike virus SARS-CoV-2 pada uji imunoreaktivitas,” tambah Hendris.

Petugas medis perlihatkan dosis vaksin COVID-19 Moderna (Foto ilustrasi).

Photo :
  • Fajar Sodiq/VIVA.

Peran teknologi nuklir dalam uji praklinis, kata Hendris, antibodi dari kuning telur ditandai dengan senyawa radioaktif (I-131) yang sering disebut dengan radiolabeling. Setelah diberi label dengan senyawa radioaktif lalu diujicobakan pada hewan percobaan dan selanjutnya dilakukan pengujian.

“IgY yang dilabeli kemudian diberikan kepada hewan percobaan, kemudian dilakukan pengujian dengan mengambil organ dari hewan tersebut dan diteliti untuk melihat seberapa besar antibodi tersebut menyebar di setiap organ,” katanya.

Hasilnya, menurut Hendris, menunjukkan bahwa IgY secara positif mampu terakumulasi pada organ-organ vital yang menjadi tempat penempelan virus SARS-CoV-2, sehingga diharapkan IgY dapat menetralisasi virus ketika terjadi infeksi. Karena itulah IgY sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi vaksin pasif COVID-19.

Hendris berharap, keberhasilan uji praklinis ini dapat bermanfaat untuk pengembangan vaksin pasif di Indonesia. “Keberhasilan uji praklinis diharapkan mempercepat penanganan wabah COVID-19 di Indonesia melalui penyediaan vaksin pasif yang dapat menghambat replikasi virus pada orang yang terinfeksi,” harapnya.

“Pasien dapat sembuh lebih cepat tanpa menimbulkan keparahan yang menyertai COVID-19. Selain itu, penelitian ini juga menjadi landasan bagi pengembangan diagnostik dan terapeutik berbasis IgY untuk penyakit infeksi dan kanker di Indonesia. Lebih jauh, teknik nuklir dalam uji praklinis juga dapat diaplikasikan pada berbagai kandidat obat lainnya, selain antibodi IgY,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya