Antisipasi Gelombang 3 COVID-19, Begini Persiapan Wali Kota Gibran

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Fajar Sodiq (Solo)

VIVA – Angka kasus harian COVID-19 di Kota Solo nihil dalam beberapa waktu belakangan ini. Meski demikian, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyiapkan beragam cara untuk mengantisipasi gelombang ketiga COVID-19. 

Dianggap Bukan Lagi Kader PDIP, Zulhas: Rumah Pak Jokowi dan Gibran Namanya PAN

Putra sulung Presiden Jokowi ini sudah menyiapkan tempat isolasi terpadu, oksigen konsentrator dan perangkat medis lainnya sudah ada cadangan. "Jadi kita sudah bisa lebih siap,” katanya.

Sementara itu di Kota Solo, penambahan kasus COVID-19 terbilang sangat rendah. Bahkan ada beberapa hari angkanya nol. Meski angka kasus rendah, angka testing di Kota Solo dipertahankan tetap tinggi.

Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar dan Pak Anies

Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Solo Siti Wahyuningsih menjelaskan, akhir-akhir ini kasus harian COVID-19 hanya satu digit. "Hari ini nol kasus, kemarin hanya satu kasus, bahkan dua minggu lalu selama dua hari berturut-turut kasusnya nol," ujarnya. 

Pemerintah Kota Solo saat ini gencar mempertahankan angka testing yang tinggi. Hal ini sebagai antisipasi agar tidak ada penambahan kasus yang tinggi. 

Prabowo Utus Anak Buah Buat Rekonsiliasi dengan Lawan Politik

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka

Photo :
  • VIVA/Fajar Sodiq

”Hari ini kami angka testing-nya sampai 605 orang, jumlah ini termasuk tracing dan skrining kasus baru. Padahal untuk  targetnya hanya 74 orang. Jumlah ini disesuaikan dengan angka kasus beberapa waktu belakangan. Namun kalau saat puncak kasus kemarin, dalam sehari kami bisa testing sampai 1.142 orang,” ujarnya.

Siti menjelaskan, ada beberapa faktor rendahnya angka kasus harian di Solo. Faktor pertama yakni karena angka vaksinasi sudah cukup tinggi. Faktor lainnya yang utama yakni, sudah terbentuk kekebalan di masyarakat karena masyarakat sudah banyak yang terpapar. Meski demikian, ia tak memungkiri, banyak warga mulai abai dengan prokes. ”Makanya saya minta ke masyarakat tetap prokes, terutama masker,” ujarnya. 

Abainya masyarakat dengan prokes diamini oleh Kepala Satpol PP Solo Arif Darmawan. Penyebabnya adalah turunnya angka kasus COVID-19 selama beberapa waktu. Meski demikian, penurunan ini karena aturan pelonggaran dari pemerintah. 

”Tapi secara umum sekarang masyarakat sudah sangat abai, seakan-akan sudah tidak ada COVID-19. Kalau dulu ada yang melanggar, kami peringatkan patuh, tapi sekarang cenderung resisten,” katanya. 

Abainya masyarakat pada prokes dimulai  sejak Kota Solo berstatus level 2 dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sebab banyak pelonggaran dalam berbagai sektor yang diberikan pada pemerintah. Sebagai solusinya, Satpol PP berencana kembali menerapkan sanksi jika terjadi pelanggaran prokes. 

”Kemarin sebenarnya operasi yustisi masih ada, tapi tidak kami beri sanksi karena instruksi pelonggaran. Makanya rencananya akan ada sanksi lagi jika ada pelanggaran prokes, kemungkinan sanksi sosial,” ujarnya.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya