3 Hal Penting Sebagai Bangsa Versi Anhar Gonggong, No 3 Bikin Semangat

Anhar Gonggong
Sumber :
  • Youtube/VDVC

VIVA – Hari Pahlawan diperingati setiap 10 November, Karena di hari itu ada sejarah pertempuran Surabaya dalam memperebutkan kemerdekaannya. Dalam VDVC Talk kali ini, Indy Rahmawati membahas sejarah singkat Hari Pahlawan bersama Anhar Gonggong, seorang sejarawan Indonesia.

Profil Anhar Gonggong

Anhar Gonggong

Photo :
  • Instagram/gonggongaj

Anhar Gonggong lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan, 14 Agustus 1943. Ia menyelesaikan pendidikan S1 (1976) di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Kemudian ia melanjutkan S2 di Universiteit Leiden, Negeri Belanda, serta meraih gelar Doktor Ilmu Sejarah dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada tahun 1990.

Karier Anhar Gonggong

  • Guru beberapa SMA di Metro, Lampung (1968-1969).
  • Peneliti Pusat Penelitian Sejarah dan Antropologi, Yogyakarta (1970- 1976).
  • Staf pengajar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta (1978-1979).
  • Direktur Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1996-1999).
  • Deputi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (2001-2003).
  • Dosen pembimbing bidang studi sejarah pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia (sejak 1991) dan Jurusan Sejarah Universitas Negeri Jakarta (sejak 2001).
  • Staf pengajar di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta (sejak 1984) dan Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Sentul, Bogor (sejak 2005).
  • Dosen di Universitas Insan Cita Indonesia (2021)

Karya Anhar Gonggong

Anhar Gonggong mengeluarkan buku-buku diantaranya:

  • Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (1984).
  • MGR. Sugijopranoto SJ: Antara Gereja dan Negara (1993).
  • Abdul Qahhar Mudzakkar: Dari Patriot hingga Pemberontak (1992 dan 2004).
  • Amendemen, Konstitusi, Otonomi Daerah dan Federalisme, Solusi untuk Masa Depan (2001).
  • Indonesia, Demokrasi dan Masa Depan Pergumulan antara Masyarakat Warisan dengan Masyarakat Merdeka-Ciptaan (2002).

Cerita Anhar Gonggong tentang Sejarah Indonesia

Dalam kesempatan wawancara di VDVC Talk bersama Indy Rahmawati, Anhar Gonggong mengatakan bahwa keluarganya dibunuh dalam pertempuran melawan kemerdekaan tersebut. Ia mengatakan bahwa ayah dan kakaknya dibunuh Westerling tahun 1964.

Saat pertempuran antara Inggris dan Indonesia di Surabaya, Anhar mengatakan bahwa Inggris menganggap Indonesia lemah. Namun tak disangka bahwa kegigihan masyarakat Surabaya dalam membela kemerdekaan sangat kuat. Pasukan Inggris menganggap dalam waktu tiga hari, Surabaya bisa ditaklukkan. Namun anggapan tersebut salah.

"Mereka beranggapan, mereka adalah pemenang perang. Mereka mengentengkan sikap perlawanan pejuang,”jelas Anhar Gonggong dalam wawancaranya bersama Indy Rahmawati di Studio VDVC Pulogadung, Jawa Timur.

Sejarah Hari Pahlawan tak bisa dilepaskan dari perlawanan bangsa Indonesia terhadap tentara Inggris. Saat itu, pertempuran terjadi di Surabaya selama tiga minggu. Sebab itulah, kota Surabaya menjadi saksi sejarah di balik peringatan Hari Pahlawan.

Bung Tomo Pengobar Semangat

5 Negara yang Pasok Senjata Terbesar ke Israel untuk Lawan Iran, AS Jadi yang Terbesar

Dalam peristiwa 10 November 1945, nama Bung Tomo begitu legendaris karena dikenal sebagai pengobar semangat tempur yang bersenjatakan mikrofon. Anhar mengatakan jika Bung Tomo saat itu mengucapkan “Allahuakbar”. Masyarakat Surabaya mayoritas beragama Islam, dan ia mengatakan bahwa ucapan “Allahuakbar” percaya kepada tuhan, bahwa kita pasti menang.

Bung Tomo membakar semangat lewat mikrofon dan pancaran Radio Pemberontakan milik Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) tersiar pidato-pidatonya yang menjaga moral warga Surabaya. Bung Tomo mengamini sikap pantang menyerah terhadap Sekutu. Tujuan semua ucapannya sama: memantik keberanian melawan tentara asing yang di atas kertas jauh lebih kuat. 

Survei LSI: Mayoritas Rakyat Percaya Kejagung Bakal Usut Tuntas Kasus Korupsi Rp 271 T

Bung Tomo ini sangat dihormati di kalangan laskar, setidaknya setelah 10 November 1945. Namun, dia bukan satu-satunya pemimpin di Surabaya pada saat itu. Di antara sekian perwira penting dalam palagan 10 November 1945, ada Jenderal Mayor R Mohammad Mangunprodjo, Kolonel Sungkono, Kolonel Djonosewojo hingga Kolonel Moestopo. Namun tampaknya Bung Tomo yang tak berpangkat yang justru paling populer.

Ada 3 Hal yang Harus Dipahami Sebagai Bangsa, Versi Anhar Gonggong

Imam Masjid di Inggris Dilaporkan ke Polisi Gegara Izinkan Siswa Salat

Anhar Gonggong

Photo :
  • Youtube/VDVC

Anhar mengatakan bahwa ada tiga hal utama yang perlu dipahami untuk masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal Indonesia itu sendiri.

“Tiga hal utama yang perlu dipahami betul kita sebagai bangsa yaitu geografi, antropologi, dan sejarah,” jelasnya.
Ia mengatakan bahwa masyarakat tidak akan bisa mengenali indonesia jika tidak memahami tiga hal tersebut.

Pahlawan Saat Ini Menurut Anhar Gonggong

Saat ini, orang bisa dikatakan Pahlawan jika ada orang yang mau berkorban demi kepentingan orang lain. Seperti di masa pandemi ini, banyak masyarakat yang rela berkorban demi orang lain. Menurutnya, hal itu adalah pahlawan dimana seseorang bersedia untuk menolong, berkorban untuk kepentingan orang.  Hal ini diharapkan akan berlanjut untuk generasi ke depan.

Banyak Garong di Indonesia

Ia mengatakan bahwa negara ini tidak akan bertahan karena banyak koruptor yang berseliweran di Indonesia. Menurutnya, pejabat saat ini haus akan kekayaan pribadi dan tidak mau berkorban demi orang lain.

“Saya tidak percaya republik ini akan bertahan, negeri ini terlalu banyak Garong (koruptor). Dari 400 sekian bupati yang pernah dikeluarkan departmen dalam negeri, ada 270 bupati dan walikota terkait dengan korupsi , ada berapa gubernur masuk penjara karena kasus korupsi,”ungkapnya.

Para pejabat saat ini tidak miskin akan ilmunya, bahkan juga mengenal sejarah. Anhor mengatakan jika pejabat saat ini lupa akan sejarah, dan hal itulah membuatnya bertindak korupsi. Gelar hanya dijadikan topeng untuk korupsi.

Pesan Anhar Untuk Generasi Muda

Dengan memperingati Hari Pahlawan 10 November ini, Anhar berharap generasi sekarang tidak akan lupa tentang sejarah. Ia berpesan bahwa jangan hanya memikirkan, menikmati hidup ini untuk dirinya sendiri, tapi coba lihat lebih banyak orang yang mungkin dia harus ikut perbaiki kenyataan itu sebagai bangsa merdeka.
Simak cerita Anhar Gonggong tentang Hari Pahlawan bersama Indy Rahmawati di VDVC Talk sekarang juga. Jangan lupa untuk subscribe channelnya, like, komen, dan share konten ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya