Mertua Panglima TNI Ungkap Ciri-ciri Intel Bayaran

Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono
Sumber :
  • Reza Fajri/VIVA

VIVA – Banyak yang tidak tahu kerja Intelijen. Ada yang sembunyi dan ada pula yang terang-terangan. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal purnawirawan (TNI) Hendropriyono membongkar semuanya. Saat ngobrol bersama Deddy Corbuzier di youtube nya, Hendropriyono bahkan dengan jelas menyebut Dubes merupakan intel.

Operasi Perdamaian Dunia, Mabes TNI Akan Kirim 1.025 Prajurit Pilihan ke Kongo

Ada pula bahasan lain yang tak kalah menarik. Mertua Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa ini bahkan menguak ciri-ciri intelijen yang bekerja untuk seseorang atau biasa disebut intel bayaran.

"Bisa jadi pikirannya sudah dibelok-belokin, dia enggak lagi bekerja untuk national interest, melainkan karena personal interest. Kita sering cerita ke teman kita. Tanpa sadar kita cerita informasi-informasi penting, dan dia cerita ke atasan. Dia sendiri enggak sadar dan enggak merasa kalau lagi dipakai. Informasi sampai begitu saja ke atasan," ujar hendro yang dikutip VIVA dari Youtube Deddy Corbuzier, Kamis 18 November 2021.

Wakasal Laksdya TNI Erwin Hadiri Upacara Peringatan HUT Ke-78 TNI AU

Hendropriyono

Photo :
  • Youtube Deddy Corbuzier

Selain itu, pria yang dijuluki master of intelligence ini mengungkapkan jika intelijen bayaran biasanya pikirannya sudah dikontrol oleh sesorang. Dia juga mengatakan jika intel bayaran bisa aja orang terdekat kita.

5 Sosok Jenderal Bintang 1 yang Dilantik Panglima TNI Jadi Kasdam, Ada eks Kadispenad

"Orang nya merupakan teman kita, tapi otaknya bekerja untuk musuh. Dia belum tentu pembelot, dan bisa jadi melakukan tindakan ini karena dikontrol oleh musuh," ucap dia.

Selain itu, Hendropriyono juga mengungkapkan ada metode tesulit yang dipecahkan oleh intelijen yakni metode Klandestin. Metode ini bisa dibilang sebagai bentuk propaganda yang dilakukan secara rahasia.

Dia mencontohkan metode tersebut dalam kehidupan sehari-hari. " Katakan ada seorang rektor, dimana dia dipilih dan didukung oleh banyak orang yang tidak suka dengan negara ini. Tapi, rektor ini ternyata mendukung orang-orang yang bekerja untuk negara. Jadi ini bisa dianggap sebagai Klandestin," kata Hendro.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya