Alasan Jokowi Minta Program DLA Perbanyak Mitra Kerja

Presiden Jokowi di Istana Negara
Sumber :
  • Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan arahan kepada jajaran menteri terkait untuk mendorong pengembangan sumber daya manusia (SDM) digital. Jokowi bilang, pengembangan SDM tersebut untuk kepentingan ekonomi digital nasional.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

“Yang paling penting adalah SDM. Kebutuhan ini sudah kebutuhan besar untuk membangun ekonomi digital. SDM tingkat dasar, SDM tingkat menengah, urusan IoT (Internet of Thing), Cloud computing, big data," kata Jokowi dalam sidang kabinet paripurna di Istana Negara, yang dikutip pada Jumat, 19 November 2021. 

Jokowi menyampaikan, RI saat ini perlu SDM bertalenta di sektor digital. Ia menekankan SDM digital tersebut yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo melalui program Digital Leadership Academy (DLA).

Piala Asia U-23 Pakai Head to Head atau Selisih Gol? Ini Syarat Timnas Indonesia ke Perempat Final

“Kita memerlukan sebuah Digital Leadership Academy yang menyiapkan betul-betul, sehingga saya sampaikan segera mencari partner kerjasama,” jelas eks Gubernur DKI Jakarta itu.

Presiden Jokowi beri arahan kepada menteri di Istana Negara.

Photo :
  • Istimewa
Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

Jokowi mengatakan Kominfo di bawah kepemimpinan Menkominfo Johnny G. Plate sudah membuka program DLA 2021. Program ini dimulai sejak 13 September 2021. Beberapa perguruan tinggi ternama dari belahan dunia bisa diajak kerja sama.

“Kemarin (pembukaan program DLA), sudah mulai ketemu dengan Oxford, dengan Harvard, dengan NUS (National University of Singapore), dengan Tsinghua," tuturnya. 

Jokowi menambahkan, dengan adanya empat universitas terbaik di dunia untuk menunjukkan komitmen pemerintah dalam membangun kerja sama. "Kerja sama nggak mungkin kalau kita ingin cepat, kalau kita ingin sendirian," ujarnya.

Pun, Jokowi juga bilang RI memiliki modal kekuatan besar terkait startup digital. Ia menyebut RI saat ini punya startup lebih dari dua ribu dengan angkanya mencapai 2.229 startup.

Merujuk jumlah startup yang besar, Jokowi optimis potensi ekonomi digital hingga 2025 nanti diproyeksikan kurang lebih 124 miliar dolar AS.

“Gede banget, oleh sebab itu, ini sudah harus disiapkan dan saya sudah berikan target dua tahun," tutur Jokowi.

Kemudian, ia mengingatkan menuju bangsa digital perlu kerja keras dan komitmen antar seluruh elemen bangsa. Menurutnya, pembangunan ekosistem infrastruktur digital selama ini terus coba digenjot Kementerian Kominfo dan mitra kerja.

“Kita butuh fiber optik, butuh microwave link, butuh satelit, butuh BTS (Base Transceiver Station), butuh semuanya, butuh infrastruktur hilirnya, pusat data, data center. Ini cepat-cepatan, kalau nggak negara lain akan ambil, percaya saya. Kita hanya punya waktu dua tahun menyiapkan ini," sebut Jokowi.

Kemudian, Jokowi menambahkan agar pimpinan kementerian/lembaga dan kepala daerah di seluruh Indonesia agar hal-hal yang berkaitan dengan regulasi perlu dipercepat.

“Regulasi-regulasi kita yang terlambat terus, fintech-nya sudah lari regulasinya belum ada. Ini kerja-kerja dengan kecepatan, ini sekarang yang kita perlukan," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya