Napi Teroris Asal Jawa Barat Bebas Murni Tanpa Ikrar Setia NKRI

Fuad Zaki Robbani (27 tahun), napi teroris asal Jawa Barat bebas dari penjara
Sumber :
  • VIVA/Sadam Maulana

VIVA – Fuad Zaki Robbani (27 tahun), narapidana (napi) tindak pidana terorisme asal Jawa Barat, menghirup udara bebas usai menjalani masa hukuman selama lima tahun di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Keluarga SYL Terungkap Ikut Nikmati Uang Korupsi di Kementan, KPK Bilang Begini

Pembebasan Fuad Zaki Robbani, berdasarkan Surat Lepas dari Lapas Kelas II B Sekayu No: W.6/PAS8.01.01.02-490, dengan keterangan Bebas Murni.

"Fuad Zaki Robbani dinyatakan bebas murni usai menjalani masa hukuman selama lima tahun," ujar Wali Pemasyarakatan/Pamong Narapidana Teroris Lapas Kelas II B Sekayu, Anton Staloni, Rabu, 24 November 2021.

Datang ke Pemakaman Ibunya, Angger Dimas Berterima Kasih Pada Tamara Tyasmara dan Keluarga

Selama menjalani masa hukuman, kata Anton, Fuad dinilai sangat kooperatif dan mampu beradaptasi secara baik dengan lingkungan. Dia juga diberikan hak penuh untuk menjalankan ibadah.

"Di sini cukup kooperatif, seluruh pembinaan yang diberikan diikuti dengan baik pula, tidak ada keluhan apapun. Selama di dalam Lapas kita juga memberikan laporan ke BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Teroris). Dia juga sering menjadi imam di Masjid, komunikasi baik dengan petugas maupun penghuni Lapas lainnya," jelas dia.

Alasan Wika Salim Semakin Yakin ke Max Adam, Bawa ke Keluarga Saat Lebaran

Meski telah dinyatakan bebas murni, Fuad ternyata tidak menandatangani surat pernyataan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Dia belum bersedia menandatangani itu. Meski telah bebas murni, dia masih dalam pengawasan pihak terkait," tegas Anton.

Saat keluar Lapas Klas II B Sekayu, Fuad dijemput pihak keluarga beserta sejumlah anggota dari BNPT. Sebelum bebas, anak ketujuh dari delapan bersaudara ini terlebih dahulu menjalani pemeriksaan administrasi.

Selanjutnya, Fuad dibawa pihak keluarga ke daerah kelahirannya di Jawa Barat, dan tetap dalam pemantauan pihak terkait agar peristiwa serupa tidak terulang.

"Semua ini perjalanan hidup, ada hikmahnya. Apapun yang terjadi ini adalah perjalanan yang baik. Ini proses kenaikan mental manusia," ujar Andi Ali Fikri, kakak Fuad.

Untuk tahap pertama, kata Andi, adiknya akan dibawa untuk bertemu keluarga di Jawa Barat. Di sana, Fuad akan beradaptasi agar dapat diterima di masyarakat umum dan menjalani hidup seperti biasa.

"Kita bawa untuk bertemu keluarga terlebih dahulu. Kedua adaptasi sosial untuk membangun situasi ke depan. Ini tidak bisa instansi, kita saling menguatkan dan lakukan diskusi apa yang harus didiskusikan," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya