Bakal Revisi UU ITE, DPR Tak Ingin Ada Lagi Pasal Karet

ilustrasi naskah UU ITE hasil revisi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA – Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar, Christina Aryani meyakini substansi revisi UU Informasi dan Transaksi Elektronik atau ITE merupakan respons Pemerintah terhadap berbagai keresahan yang berkembang di masyarakat. Ia pun meyakini revisi UU ITE ini benar-benar menjawab permasalahan yang ada.

Pergerakan Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Menhub Budi Beberkan Catatan dari Jokowi

Christina juga mengaku telah menerima beberapa catatan terkait revisi UU ITE ini. Sejumlah catatan ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan revisu UU ITE.

"Kami mendapat tambahan masukan apa yang berkembang di masyarakat, apa harapan untuk menjawab kekhawatiran yang ada. Ini akan menjadi catatan kami dalam pembahasan revisi UU ITE," kata Christina, Kamis 25 November 2021.

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

Beberapa hal yang menurut Christina menjadi perhatian publik antara lain terkait pasal karet berpotensi meredam suara-suara kritis di masyarakat yang menjadi ancaman bagi kebebasan berekspresi

"Muncul pertanyaan apakah revisi ini akan membungkam suara-suara kritis atau tidak, apakah revisi akan menjamin kebebasan berekspresi, ini semua jadi perhatian publik yang menjadi catatan bagi kami di DPR-RI," kata Christina.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Daftar aktivis yang terjerat UU ITE

Photo :
  • VIVA.co.id/safenet

Christina, juga berharap agar revisi UU ITE mampu menghasilkan regulasi yang tidak bersifat represif, melainkan responsif sesuai dengan paradigma restorative justice yang berkembang. Terkait pasal karet, dijelaskan dia tentu menjadi perhatian utama dalam revisi ini. 

"Itu kami sepakat supaya tidak ada masalah multitafsir lagi ketentuan pidana itu harus jelas sehingga tidak ditafsirkan macam-macam," ujarnya.

Menurut Christina, nantinya Pemerintah dan DPR perlu membuka ruang partisipasi publik yang optimal dalam pembahasan revisi UU ITE. 

"Selama ini cukup banyak masyarakat terciderai dengan penerapan ketentuan pasal UU ITE, harus dipastikan tidak akan terjadi lagi, masukan publik perlu didengar dengan optimal," ujar Christina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya