Pandemi COVID-19 yang Belum Usai Dinilai Punya Banyak Dampak Negatif

Mural Bersama Lawan COVID-19 (ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA - Pandemi COVID-19 yang belum juga usai, tentunya memiliki dampak negatif terhadap situasi dan kondisi kehidupan sosial yang dapat mempengaruhi kesehatan jiwa, dan raga masyarakat. Tekanan sosial ekonomi yang semakin berat adalah satu dari sekian banyak efek negatif yang dialami serta dirasakan masyarakat selama masa pandemi.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Wajar jika masyarakat merasa tertekan mengingat beban kehidupan semakin dirasa sulit dan ruang gerak menjadi terbatas di masa pandemi. Rasa was-was, cemas, ketakutan dan emosi yang tidak terkontrol inilah yang membuat jiwa dan raga kita sakit," kata founder Emotional Freedom Tehniques (EFT) Center, Eddy Iskandar, kepada wartawan, Jumat, 26 November 2021.

Ilustrasi seorang wanita menjalani pemeriksaan secara singkat sebelum disuntik vaksin COVID-19.

Photo :
  • VIVA/Adi Suparman
Berapa Lama Rata-rata Umur Hidup Orang Indonesia? Ternyata Sampai Angka Ini

Rusak Sistem Imun

Namun, lanjut Eddy, rasa dan perasaan tersebut dapat merusak sistem imun sehingga dapat mempengaruhi kesehatan jiwa, raga dan mental seseorang dari berbagai penyakit.

Ramalan Zodiak Kamis 18 April 2024: Taurus Alami Krisis Keuangan, Virgo Harus Menjauhi Orang Negatif

Jika imun tak lagi mampu menjadi garda terdepan sistem kekebalan tubuh dan kesehatan seseorang, niscaya penyakit dapat dengan mudah masuk sehingga menjadi masalah serta beban baru karena harus diobati agar tubuh kembali sehat seperti sediakala.

"Banyak yang belum menyadari bahwasanya tubuh sejatinya adalah dokter terbaik bagi diri kita sendiri. Energi dalam tubuh dan emosi sangat kental dengan baik buruknya kesehatan seseorang," kata Eddy.

Firli Bahuri Hadir

Untuk memperkenalkan lebih dalam teknik EFT yang dapat dilakukan sendiri untuk mengatasi ragam permasalahan kesehatan jiwa dan raga seseorang, Perkumpulan Praktisi EFT Internasional (PRATI-ICEP) akan mengadakan Indonesia 3rd ICEP Annual Conference bertajuk Capacity Readiness for Longterm Resilience, pada tanggal 4-5 Desember 2021 di Jakarta secara virtual (online), yang rencananya akan dihadiri dan diisi oleh Ketua KPK, Firli Bahuri.

Ketua KPK Firli Bahuri berolahraga sepeda di sela-sela aktivitasnya bersama sejumlah petinggi lembaga antikorupsi itu di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Jumat, 29 Oktober 2021.

Photo :
  • VIVA/Cahyo Edi

Selain Firli, CEO Digital Group Asen, Dato' Seri Mir, dan Ketua PIKTI (Perkumpulan Induk Organisasi Kesehatan Tradisional Indonesia), Ekawahyu Kasih, beserta 11 pakar lainnya, akan memberikan materi dalam konferensi tahun ini.

Konferensi ke-3 yang terbuka untuk umum ini, akan mengupas tuntas sekaligus menggugah semangat masyarakat untuk mengembangkan kesiapan kapasitas diri untuk ketahanan jangka panjang melalui pendekatan dimensi spiritual, sosial, kesehatan, karir dan keuangan, seperti yang dilakukan tokoh-tokoh yang mengisi kegiatan ini.

"Syukur alhamdulillah, Ketua KPK, Firli Bahuri, insya Allah akan mengisi sesi dalam konferensi nasional tahun ini. Beliau ternyata juga memiliki ketertarikan dengan metode alami dan tradisional untuk menjaga kesehatan dan sistem imun tubuhnya," katanya.

Metode Alami dan Tradisional

Eddy mengatakan metode alami dan tradisional tersebut adalah terapi refleksi milik istrinya yang berkembang sangat pesat di beberapa tempat. Setiap bulan saja, pusat refleksi yang dirintis oleh istri pemimpin punggawa pemberantas korupsi ini, melayani sekitar 3000 orang setiap bulannya.

"Kita bisa lihat begitu fit-nya Pak Firli di usia 58 tahun. Nanti kita bongkar rahasia beliau bagaimana bisa tetap bugar di usianya yang lebih dari setengah abad, tetap "tough" dan memiliki performa tinggi dalam menjalankan tugas serta kewajibannya sebagai abdi negara," tutur Eddy.

Dia menambahkan masyarakat dapat mengetahui bagaimana cara Firli tetap fresh, terbebas dari stress mengingat tidak sedikit serangan mental yang selalu ditujukan kepadanya, dan beratnya amanat rakyat yang harus dipinggulnya sebagai pemimpin pemberantasan korupsi di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya