Tutup Oase PTKI 2021, Ini Pesan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani.
Sumber :
  • Kemenag

VIVA – Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Ali Ramdhani telah resmi menutup kegiatan Olimpiade Agama, Sains dan Riset (Oase) di kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Profil Daud Kim YouTuber Korea yang Dituding Bangun Masjid Hanya Demi Konten

Ia menjelaskan, bahwa Oase Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) se-Indonesia sebagai wujud komitmen  bersama untuk memberikan penguatan capacity building kepada mahasiswa, agar memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, menajamkan intelektualitas yang diwujudkan dalam pelbagai karya-karya ilmiah akademik sebagai implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

"Hal ini menandakan bahwa OASE merupakan sebuah kompetisi yang luar biasa, bergensi dan inklusif," kata Ali Ramdhani dalam penutupan Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) di UIN Ar Raniry, Banda Aceh.

Kemenag Berikan Bantuan untuk Pendidikan Islam dan Pesantren: Simak Syarat dan Ketentuannya

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani.

Photo :
  • VIVA/Syaefullah

Menurut Ali, dalam ajang bergengsi ini  diharapkan dapat menguatkan jalinan solidaritas antar PTKI dan membangkitkan motivasi mahasiswa dan dosen, pengelola program studi dan pengelola perguruan tinggi lingkup PTKI untuk senantiasa menyiapkan pola pendidikan yang inovatif dan berdaya saing tinggi agar mampu bersaing tidak hanya pada tingkat lokal dan wilayah, tetapi juga tingkat nasional, dan bahkan internasional.

Awal Mula Dosen Untan Diduga Joki Nilai Mahasiswa S2: Tak Pernah Kuliah Tapi Ada Nilainya

"Oase juga diharapkan mampu menumbuhkan iklim dan tradisi akademik di kalangan mahasiswa dan menjadi salah satu program strategis dalam rangka pembinaan generasi muda (mahasiswa) melalui stimulan untuk pengembangan daya nalar, kritis, kreativitas, inovatif," katanya.

Agenda olimpiade pertama ini mengusung tema 'Integrasi Agama Sains Untuk Kebangsaan dan Kemanusiaan' adalah sangat tepat dan sesuai dengan kondisi bangsa, bahkan kondisi dunia hari ini.

"Di era seperti sekarang ini, menuntut kita untuk bisa bertahan hidup (survive). Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan atau kepintaran semata, tetapi yang lebih penting adalah kita harus mampu merespons setiap kondisi yang dihadapi," katanya.

Ia berharap, para mahasiswa diharapkan mampu menyuguhkan ide, gagasan dan pemikiran yang dapat memberikan solusi menghadapi kondisi pademi COVID-19. Tdak hanya mengandalkan apa yang tertera dalam kurikulum dan pembelajaran semata hal itu tidak akan cukup.

Tentu, harus didukung dengan kegiatan-kegiatan extra kuruikuler lainnya. Hal ini membutuhkan komitmen bersama antara Kementerian Agama dengan Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

Ia  meminta kepada para Rektor/Ketua PTKI untuk mendukung penuh kegiatan-kegiatan kemahasiswaan. Jika para mahasiswa itu pintar, cerdas dan berdaya saing yang akan menikmati dampaknya adalah PTKI itu sendiri.

Sebuah investasi sumber daya, yang tak ternilai harganya, sebagai pertanggungjawaban kampus di muka publik. Mahasiswa harus dipandang sebagai mitra pengembangan kampus. Apalagi menghadapi era revolusi industry 4.0 dengan pemenuhan kebutuhan yang serba digital. Maka lahirnya mahasiswa yang kreatif dan inovatif menjadi keniscayaan.

Namun demikian, lanjut dia, perlu dilakukan penguatan nilai-nilai kebangsaan dan moderasi beragama. Tidak mudah namun bukan hal yang mustahil.

"Kita harus berikhtiar untuk meningkatkan kualitas mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa menyambut Indonesia Emas 2045. Jika saja 1,2 juta mahasiswa PTKI yang kita miliki menunjukkan kualitas dan karakter yang unggul, kita akan memiliki sumber daya manusia bagi penggerak pembangunan dan perubahan," ujarnnya.

Ali berharap kepada para peserta PTKI yang belum menang dalam olimpiade Oase ini menjadi pengalaman kegagalan kali ini sebagai guru yang berharga untuk kemenangan dikompetisi berikutnya. "Semoga Oase melahirkan bibit-bibit unggul dan sang juara di dalam olah pikir di bidang agama, sains dan riset," katanya.

Ajang Oase 2021 ini sebagai juara umum dimenangkan oleh tuan rumah UIN Ar-Raniry Banda Aceh, kedua UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, ketiga UIN Maulana Malik Ibrahim.

Untuk diketahui, rangkaian kegiatan ini terdiri dari: proses pendaftaran peserta (5 s/d 20 Oktober 2021) untuk 23 cabang lomba yang diperlombakan pada OASE PTKI I Tahun 2021. OASE diikuti 2.955 peserta dari 184 PTKI dan PTKIS se-Indonesia yang ikut bersaing.

Kemudian, semua peserta tersebut, mengikuti tahap penyisihan (23 sampai dengan 29 Oktober 2021), lalu tahap semifinal (6 s.d 13 November 2021), dan tahap final yang dilaksanakan pada 25-27 November 2021.

Kegiatan OASE pertama ini yang dibuka tanggal 15 November 2021, dilaksanakan dengan sistem blanded, yakni daring dan luring. Sistem daring dilaksanakan melalui zoom meeting dan sistem CBT (Computer Based Test atau Tes Berbasis Komputer).

Sedangkan sistem luring, khusus dilaksanakan bagi finalis dari 11 cabang lomba Karya Inovasi, dengan cara melakukan presentasi yaitu dengan membawa produk inovasi hasil karyanya ke UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya