Waspada COVID-19 Omicron, Pintu Masuk Bandara-Pelabuhan Diperketat

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Sumber :
  • Biro Setpres

VIVA – Penyebaran varian baru virus Corona bernama Omicron membuat pemerintah meningkatkan kewaspadaan. Otoritas yang mengurusi transportasi dan pintu masuk menuju Republik Indonesia diminta meningkatkan pemeriksaan. 

Kawal Arus Mudik Hingga Balik Lebaran 2024, PLN Siaga di Zona Utama Transportasi Publik

Hal itu menyusul laporan dari berbagai negara dan penelitian akan bahayanya Omicron. 

“Kita akan pastikan semua kantor karantina pelabuhan di udara, laut, dan darat bekerja dengan keras. Kebijakan kita semua kedatangan internasional akan kita tes PCR,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers, Minggu malam 28 November 2021.

Penembakan di Bandara Internasional Kuala Lumpur: Bodyguard Luka Parah, Pelaku Kabur

Budi mengatakan, tes PCR itu juga diikuti tindakan lain setelah jika seseorang teridentifikasi positif tertular. Yakni menggunakan tes dengan metode genome sequencing yang bisa membaca varian virus.

Lebih lanjut Budi menyatakan, di Indonesia sendiri belum terdeteksi varian Omicron. “Indonesia belum teramati adanya varian Omicron ini,” ujar eks Dirut Bank Mandiri tersebut. 

Puncak Arus Balik Diprediksi Besok, AP II Fokus 7 Titik Penting di Bandara Soetta

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

Dari laporan yang diterima, hingga kini varian Omicron sudah menjangkit atau terdeteksi sebanyak 128 kasus yang tersebar di berbagai negara. Paling banya disumbangkan dari Afrika Selatan, karena negara itu lah yang pertama kali mengumumkan varian itu menjangkiti masyarakatnya. 

Disebutkan Omicron menyebarkan virus lebih cepat ketimbang varian Delta dan tercatat memiliki mutasi paling banyak di antara varian lainnya.

Diberitakan VIVA sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Jumat, 26 November 2021, mengklasifikasi varian B11529 yang muncul di Afrika Selatan sebagai SARS-CoV-2 sebagai "varian yang diwaspadai", dan menyebutkan bahwa varian itu kemungkinan lebih cepat menular dibanding varian lainnya.

“Bukti awal menunjukkan adanya peningkatan risiko infeksi berulang dan "perubahan yang merugikan dalam epidemiologi COVID-19," kata WHO lewat pernyataan usai rapat tertutup ahli independen yang meninjau data itu. Infeksi di Afrika Selatan melonjak drastis dalam beberapa pekan terakhir, bersamaan dengan temuan varian yang kini dinamai sebagai omicron, katanya. 

Profesor Edward Holmes, yang mempelajari munculnya penyakit menular, mengkhawatirkan jenis baru ini karena berbeda dengan varian lain yang sudah ada. 

“Ini jelas jadi perhatian serius," katanya. 

"Bermutasi [di bagian] spike protein yang mungkin membuatnya mampu menghindari respons imun," ujar Profesor Edward. 

Sementara, Tulio de Oliveira, seorang ahli bioinformatika di Pusat Respons dan Inovasi Epidemi Afrika Selatan, mengatakan varian baru Omicron memiliki "konstelasi mutasi yang sangat tidak biasa". Dia menjelaskan para ilmuwan telah menermukan lebih dari 30 perubahan hanya pada bagian 'spike' protein, 10 di antaranya dapat mengubah bagian virus yang mengikat sel manusia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya