Islam Wasathiyah Disebut Solusi Atasi Terorisme

KH Muhammad Zaitun Rasmin.
Sumber :
  • VIVA/ Irfan.

VIVA – Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Muhammad Zaitun Rasmin, mengecam dan menolak keras segala bentuk tindak terorisme. Harus ada cara yang bagus, untuk mengatasi paham terorisme ini. Baik oleh pribadi masing-masing, atau bahkan dalam organisasinya.

Bantu Perangi Terorisme di Afrika, Adakah Niat Terselubung Amerika?

“Kita ingin terorisme ini diatasi dan dihilangkan, baik di tingkat pribadi maupun kelompok, termasuk oleh negara. Contohnya terorisme terhadap bangsa Palestina,” kata Ustaz Zaitun kepad media, Minggu, 28 November 2021.

Menurut ketua umum Wahdah Islamiyah, salah satu ormas nasional asal Kota Makassar itu, konsep Islam wasathiyah atau pertengahan, bisa diterapkan mengatasi terorisme. Konsep yang dianut lembaga yang dipimpinnya itu dan ini yang sekarang terus didorong oleh MUI, sangat jelas dan secara tegas menolak terorisme.

Kepemimpinan Profetik, Transisi Kepemimpinan Nasional 2024

“Kita terus mendorong manhaj washatiyah, dan kita berharap semua orang harus terus berlandaskan pada manhaj tersebut,” ujar Ustaz Zaitun.

Densus 88 Bisa Libatkan MUI

Berfilsafat Itu Perintah Agama

Dia juga berpesan kepada aparat, khususnya dalam penanganan kelompok terorisme, sebaiknya turut melibatkan MUI, para dai dan ormas Islam.

“Di MUI, ada Badan penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme. Jika MUI dilibatkan akan lebih komprehensif dan menghilangkan ekses-ekses negatif. Ini akan berpengaruh positif terhadap pembangunan. Terutama pembangunan jiwa-jiwa bangsa Indonesia,” terangnya.

Selain itu, pada penyelenggaraan Muktamar IV Wahdah Islamiyah pada bulan depan di Kota Makassar, Ustaz Zaitun memastikan sikap wasathiyah akan terus dipertajam dan dipahamkan kepada semua kader dan jamaahnya.

“Apalagi kami di Wahdah Islamiyah sangat menghargai kesepakatan yang pernah dibuat oleh para pendiri bangsa, yaitu NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Kita ingin konsekuen terhadap kesepakatan yang pernah dibuat tersebut,” jelas alumni Universitas Islam Madinah itu.

Sekretaris Jenderal DPP Wahdah Islamiyah, Ustaz Syaibani Mujiono menambahkan, pihaknya telah melakukan pra-muktamar melibatkan seluruh jajaran pengurus pusat hingga pengurus daerah.

Dia menyampaikan, sebanyak 13 kelompok kerja yang sebelumnya dibentuk badan perumus, masing-masing membahas, merekomendasikan hasil kerja. Seperti konsep ketahanan keluarga, ekonomi dan kesehatan.

"Kalau soal ketahanan keluarga, lembaga memberikan konsep agar bagaimana para aktivis dakwah bisa menjaga ritme keluarga dan aktivitas dakwah itu sendiri, sedangkan soal konsep ekonomi, Wahdah memiliki misi menciptakan satu rumah satu usaha. Adapun kesehatan, adanya konsep tentang sistem pengawalan kesehatan sejak lahir hingga meninggal," jelas Ustaz Syaibani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya