Logo BBC

Varian Baru Lebih Menular, COVID-19 di RI Bisa Tembus 400.000 Kasus

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengungkapkan lonjakan kasus di Indonesia dapat menembus 400.000 kasus seiring tingginya mobilitas masyarakat, protokol kesehatan rendah, dan munculnya varian baru yang lebih menular dari Delta.

Ketua Bidang Data dan IT Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah tidak menyebut varian itu Omicron namun mengatakan kondisi parah akan sangat bergantung pada faktor-faktor tersebut.

Dia menambahkan, lonjakan kasus bisa mencapai sekitar 70.000 kasus dengan kondisi kekebalan kelompok belum terbentuk, mobilitas penduduk tinggi, dan kepatuhan protokol kesehatan cukup baik.

Jika tidak ada varian baru yang lebih menular, namun mobilitas masyarakat tetap tinggi, sedangkan protokol kesehatan dan cakupan vaksinasi rendah, maka jumlah kasus aktif diperkirakan melonjak mencapai 260.000 kasus pada akhir Desember 2021 hingga Januari 2022.

Baca juga:

Namun, Dewi juga memprediksi potensi lonjakan kasus pada akhir tahun ini tidak akan seburuk yang terjadi pada Juli 2021, ketika Indonesia diterjang penyebaran varian Delta yang masif.

"Puncak kita mungkin tidak akan lebih dari ini [puncak kasus pada Juli 2021], karena vaksinasinya sudah jauh lebih luas cakupannya dibandingkan libur Idulfitri lalu, jadi kasus [aktif]-nya naik tapi mungkin angkanya hanya sampai di kisaran 400.000 saja," jelas Dewi melalui diskusi virtual pada Senin (29/11).

Dewi mengatakan perhitungan dan skenario tersebut dibuat sebelum muncul varian Omicron yang kemungkinan jauh lebih menular dibandingkan dengan varian Delta dan telah dilabeli sebagai variant of concern oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WHO sendiri menyatakan daya tular dari varian Omicron masih dipelajari lebih lanjut oleh peneliti, namun situasi yang terjadi di Afrika Selatan menunjukkan bahwa angka infeksi melonjak akibat munculnya varian ini.

Oleh sebab itu, Dewi mengingatkan ancaman varian baru ini harus diwaspadai dan penurunan kasus yang terjadi di Indonesia saat ini tidak boleh membuat pemerintah maupun masyarakat menjadi lengah.

"Yang harus diingatkan adalah konsistensi, jangan sampai lupa. Mungkin kasus kita turun, tapi bukan berarti kita sudah aman. Virus ini pintar banget tiba-tiba muncul varian baru yang membuat dia lebih menular, berpengaruh pada efektivitas pelayanan kesehatan di lapangan dan sebagainya," kata Dewi.