Malang Waspadai Varian Omicron Setelah Wisatawan Melonjak

Wali Kota Malang, Sutiaji.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Pemerintah Kota Malang Jawa Timur, mengambil sejumlah langkah untuk mencegah Varian Omicron COVID-19 masuk ke wilayahnya. Varian baru dari Afrika Selatan ini terkonfirmasi sudah menyebar di 13 negara dan dinyatakan organisasi kesehatan dunia WHO sebagai variant of concern.

Daftar Harga Mobil Listrik BYD di Pameran IIMS 2024

Pemkot Malang mengajak masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap waspada dan memperketat protokol kesehatan serta melakukan vaksinasi. Mereka juga mendukung penuh Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, yang diberlakukan secara nasional. 

"Kebijakan dikami semuanya ini kan sudah enak. Kita sudah lebih pengalaman. Jadi keputusannya sekarang malah enak. Dari pusat kita pakai level 3 semua (nasional)," kata Wali Kota Malang, Sutiaji, Selasa 30 November 2021.

Jumlah Kasus COVID-19 Varian JN.1 Terus Bertambah, Kenali Dua Gejala Barunya

Bekali RT/RW Hingga Surati Hotel

Langkah lainnya yang dilakukan, adalah dengan mengumpulkan semua RT dan RW di Kota Malang. Mereka akan dibekali informasi terkait bahaya varian Omicron ini. Mitigasi dini harus dilakukan dengan cepat, demi mencegah gelombang ketiga penularan COVID-19. 

Jumlah Kasus COVID-19 Varian JN.1 Bertambah, Kini Ada 149 di Indonesia

"Insya Allah kami dalam minggu ini akan kumpul dengan kelurahan untuk berikan info ke RT RW (waspada Omicron)," ujar Sutiaji. 

Sutiaji mengungkapkan, fakta lain bahwa yang diwaspadai tidak hanya libur Natal dan tahun baru. Dia melihat pergeseran jadwal cuti datang lebih cepat. 

Arus kedatangan wisatawan di Kota Malang juga terpantau tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Terbukti, dari okupansi hotel dan macetnya jalanan Kota Malang. 

"Ketiga, yang perlu diwaspadai bukan liburan Nataru. Sekarang ini orang sudah pada ambil cuti. Jalan-jalan Di Kota Malang macetnya luar biasa. Hotel tidak ada yang kosong. Berarti teman-teman ambil cuti tidak saat natarunya tapi sekarang rupanya," jelasnya.

Sutiaji mengatakan, salah satu penyebab mulai banyaknya wisatawan yang berlibur karena anak sekolah masih banyak yang melakukan pembelajaran daring. Untuk itu dia meminta pihak hotel dan pelaku wisata, untuk sama-sama menjaga penerapan protokol kesehatan dengan baik. Lalu tes cepat dengan swab antigen harus terus dilakukan. 

"Kami sudah minta pak Sekda untuk buat edaran ke PHRI untuk pemantauan. Saya minta Dinkes untuk tes acak ke semua. Dan mudah-mudahan kita jauh dari varian baru," kata Sutiaji.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya