Luhut: Hati-hati Kenaikan Kasus COVID-19 Jelang Nataru

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Sumber :
  • Kemenko Marves

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, penerapan PPKM yang masih terus dilakukan di Jawa-Bali menunjukkan tren yang cukup stabil.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Hal ini dibuktikan dengan jumlah kasus COVID-19 yang terus terjaga pada tingkat yang cukup rendah. Kasus konfirmasi terus ditekan dan penurunannya ada di angka 99 persen sejak puncak kasus bulan Juli lalu. 

Walaupun tren COVID-19 di Jawa-Bali cenderung stabil, Luhut juga menjelaskan bahwa saat ini terjadi peningkatan nilai Rt (penambahan kasus aktif nasional). Spesifik di Jawa-Bali, peningkatannya terjadi 4 hingga 5 hari berturut-turut pada periode awal munculnya varian delta.

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

Photo :
  • Kemenko Marves

Berdasarkan hasil asesmen 27 November 2021. lanjut dia, terdapat penambahan 23 Kabupaten/Kota yang masuk ke dalam level 2 dan sebanyak 8 Kabupaten Kota yang masuk ke dalam level 1.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

Berdasarkan asesmen dari World Health Organization (WHO), 10 kabupaten/kota yang kembali ke level 2 di antaranya berada di wilayah Jabodetabek yang terjadi akibat turunnya angka tracing (penapisan) anggota aglomerasi di wilayah Jabodetabek.  

Dalam kesempatan yang sama, Menko Luhut juga memaparkan tentang perkembangan kasus varian Omicron yang telah menyebar di beberapa negara, seperti Afrika Selatan, Botswana, Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia, dan Hongkong.

Untuk itu, pemerintah telah mengambil langkah-langkah kebijakan yang telah diumumkan sebelumnya dan akan terus mengevaluasi kebijakan setiap saat untuk meminimalisasi dampak dari masuknya varian baru ini. 

Kemudian, berdasarkan hasil survei Google Mobility Jawa-Bali dan Indeks Belanja Masyarakat, menunjukkan bahwa mobilitas masyarakat saat ini sudah cukup signifikan dibandingkan data pada periode Nataru 2020 dan mendekati periode Libur Idul Fitri 2021. 

"Oleh karena itu, kita harus berhati-hati terhadap indikasi adanya kenaikan kasus dan mobilitas, terutama menghadapi periode Nataru supaya tidak terulang pembatasan sosial yang ketat," ujar Luhut dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa 30 Oktober 2021.

Menurut Menko Luhut, kemungkinan ini harus dijadikan sebagai pengingat untuk lebih taat protokol kesehatan dan 3T, bukan untuk menimbulkan kepanikan. 

"Saat ini, jumlah testing dan tracing kita pun sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan November tahun lalu. Tingkat vaksinasi kita juga sudah di atas 60 persen dibandingkan dengan tahun 2020 di saat program vaksinasi belum berjalan," sebutnya.

Masyarakat Diminta Jangan Panik dengan Varian Omicron

Selain itu, Menko Luhut juga meminta masyarakat tak panik karena pemerintah telah memiliki aplikasi yang terintegrasi-Peduli Lindungi yang perlu untuk terus ditegakkan penggunaannya. 

Menko Luhut pun meminta agar masyarakat tidak panik karena varian Omicron. "Kita hanya perlu waspada dan berjaga-jaga dengan kembali mengetatkan penerapan protokol kesehatan yang sudah mulai terlihat abai ini," tegas Menko Luhut.

Ia ingin agar masyarakat tetap taat protokol kesehatan agar peningkatan kasus secara signifikan pada bulan Juli lalu tidak terjadi kembali. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya