Gunung Ile Lewotolok Mengalami 179 Kali Letusan dalam Sepekan

Erupsi gunung Ili Lewotolok
Sumber :
  • ANTARA/Kornelis Kaha

VIVA – Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok di Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, melaporkan bahwa selama sepekan lebih terhitung sejak tanggal 22-28 November 2021 terekam sebanyak 179 kali letusan di puncak gunung itu.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

"Kegempaan yang terjadi di puncak Gunung Ile Lewotolok masih didominasi oleh gempa-gempa frekuensi rendah, di mana gempa letusan terekam sebanyak 179 kali," kata Kepala Pos Pemantau Gunung ILe Lewotolok Stanis Arakian saat dihubungi di Lembata, Selasa, 30 November 2021.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan laporan aktivitas Gunung Ile Lewotolok, mengingat dalam beberapa pekan terakhir ketinggian erupsi gunung itu cukup tinggi, yakni capai 2.000 meter. Selain itu, terdapat embusan sebanyak 753 kali, tornillo dua kali, dan tremor harmonik sebanyak 10 kali.

Belasan Kali Erupsi di Gunung Api Ile Lewotolok Lembata NTT

Di samping itu, gempa-gempa frekuensi campuran juga terekam cukup banyak dimana Tremor Non Harmonik terekam 257 kali, Hybrid/Fase Banyak 1 kali, Tektonik Jauh 15 kali, dan Tremor Menerus dengan amplitudo 0-8 mm.

"Untuk gempa-gempa frekuensi tinggi terekam sedikit, yaitu gempa vulkanik Dalam 12 kali dan tektonik Lokal 3 kali. Dibandingkan pada tanggal 15-21 November, gempa letusan dan tremor non-harmonik mengalami peningkatan signifikan, termasuk gempa vulkanik mengalami sedikit peningkatan," katanya.

Gencarkan Promosi, Langkah Sandiaga Pulihkan Pariwisata Gunung Ruang usai Erupsi

Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Photo :
  • ANTARA/Kornelis Kaha

Secara visual, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Pos Pemantau juga melihat asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal tinggi sekitar 50-2000 meter di atas puncak.

Letusan disertai dengan suara dentuman atau gemuruh yang teramati dengan tinggi kolom 200-700 meter di atas puncak, kolom abu letusan berwarna putih hingga kelabu.

Terkait potensi ancaman bahaya, ia mengatakan saat ini utamanya berupa lontaran batu/lava pijar ke segala arah di dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Potensi ancaman bahaya lainnya berupa gas-gas vulkanik beracun di daerah kawah, longsoran material lapuk dari area puncak jika kestabilannya terganggu yang dapat memicu terjadinya awan panas ke sektor tenggara-timur.

"Hujan abu juga dapat terjadi jika erupsi besar yang penyebarannya bergantung pada arah dan kecepatan angin, dan aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung Ile Lewotolok pada saat musim hujan," katanya.

Pos Pemantau juga mengimbau agar masyarakat tetap mengikuti rekomendasi dari PVMBG dan arahan dari pemerintah daerah, kata Stanis Arakian. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya